Selasa 27 Jun 2023 12:55 WIB

Ini Tiga Kesesatan Doktrin Panji Gumilang Al Zaytun

Kalau Allah berbahasa Arab nanti susah bertemu orang Indramayu, Allah nggak ngerti.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Agus Yulianto
Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pondok Pesantren Al Zaytun di bawah kepemimpinan Panji Gumilang (PG) membuat resah masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan ajaran dan pernyataan-pernyataannya yang cenderung ngawur dan sesat.

Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis menjabarkan, tiga kesesatan Panji Gumilang Al Zaytun dalan potongan cicitan di Twitter. Berikut rangkumannya:

Baca Juga

Pertama, salah penafsiran pada surah al-Mujadalah ayat 11. Menurut Kiai Cholil, kesesatan PG terletak pada penafsiran surah al-Mujadalah ayat 11 yang kemudian dijelaskan dengan hadis doa “minal muslimina wal muslimat” dengan arti berdampingan.

 

photo
Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang berjalan keluar usai memenuhi panggilan tim investigasi di Gedung Sate. (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

 

Dengan dasar itu Panji Gumilang menetapkan hukum perintah merenggangkan shaf sholat. Padahal, menurut Kiai Cholil, penafsiran dan perintah seperti itu adalah menyimpang dari kaidah tafsir yang telah baku.

Kedua, indikasi Panji Gumilang melakukan penodaan agama. Panji Gunilang menyebut: “Kalau Allah berbahasa Arab, nanti susah bertemu orang Indramayu, Gusti Allah nggak ngerti."

Ucapan Panji Gumilang yang seperti itu dinilai menyinggung keimanan umat Islam bahwa Allah SWT Maha Tahu. Allah Maha Kuasa, Maha Segala-galanya. Untuk itu, Kiai Cholil mengajak segenap umat Islam untuk senantiasa menolak pemikiran sesat tersebut dan menjaga keutuhan NKRI.

Ketiga, meyakini khotib sholat perempuan. Kiai Cholil mengatakan, Panji Gumilang meyakini bahwa khotibah perempuan diperbolehkan dan sah hukumnya menjadi khotib sholat.

Menurut Kiai Cholil, pernyataan Panji Gumilang itu adalah kesalahan dan yang bersangkutan wajib bertaubat.

"Kalau ini diajarkan kepada santri-santri Az-Zaytun, itu penyimpangan. PG segera diproses hukum karena ucapannya banyak merendahkan ajaran Islam dan bikin gaduh. Satu per satu akan dikeluarkan fatwanya," cicit Kiai Cholil.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement