REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Namanya Ibrahim Richmond. Dari penampilannya, dia adalah pria paruh baya. Kulitnya hitam. Badannya berisi. Yang hebat adalah gaya berbicaranya: tegas dan enak didengar banyak orang.
Mungkin karena kemampuan orasi yang hebat itu membuatnya terkenal dan banyak orang di Afrika Selatan senang menjadi pengikutnya. Pidatonya meresap dan menenangkan hati.
Sehari-hari dia menghabiskan waktu sebagai pendeta. Selalu berada di gereja untuk menyampaikan pesan-pesan ilahi kepada jemaatnya.
Hingga suatu waktu dia bermimpi. Di dalam mimpi itu dia menyaksikan seorang lelaki datang menyuruhnya mengenakan pakaian serba putih, pakaian mulai penutup kepala (peci) dan jubah berwarna putih.