Selasa 27 Jun 2023 19:56 WIB

Kepolisian Filipina Berhasil Selamatkan 2.700 Pekerja Asing, Termasuk dari Indonesia

Polisi menggerebek sejumlah gedung diduga menjadi tempat kejahatan dunia maya.

Personel polisiFilipina (ilustrasi).
Foto: AP/Gerard Carreon
Personel polisiFilipina (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Kepolisian Filipina melakukan penggerebekan besar-besaran di sejumlah gedung pada hari Selasa (27/6/2023). Dari lokasi penggerbekan mereka berhasil menyelamatkan lebih dari 2.700 pekerja dari Cina, Filipina, Vietnam, Indonesia dan lebih dari selusin negara lain yang diduga menjadi korban penipuan lowongan kerja.

Jumlah korban perdagangan manusia yang diselamatkan dari tujuh gedung di kota Las Pinas di metropolitan Manila merupakan yang terbesar sepanjang tahun ini. Penggerebekan ini menunjukkan bagaimana Filipina telah menjadi basis utama operasi sindikat kejahatan dunia maya.

Baca Juga

Penipuan kejahatan dunia maya telah menjadi masalah besar di kawasan Asia dengan laporan orang-orang dari wilayah tersebut dan sekitarnya terpikat untuk mengambil pekerjaan di negara-negara seperti Myanmar dan Kamboja yang dilanda konflik internal. Namun, banyak dari pekerja ini terjebak dalam perbudakan virtual dan dipaksa untuk berpartisipasi dalam penipuan yang menargetkan orang-orang melalui internet.

Pada Mei lalu, para pemimpin negara-negara anggota ASEAN sepakat dalam pertemuan puncak di Indonesia untuk memperketat kontrol perbatasan dan penegakan hukum serta memperluas pendidikan publik untuk melawan sindikat kriminal yang memperdagangkan pekerja ke negara lain, di mana mereka dibuat untuk berpartisipasi dalam penipuan online.

Brigjen Sydney Hernia, yang mengepalai unit anti-kejahatan dunia maya kepolisian nasional Filipina, mengatakan polisi bersenjatakan surat perintah menggerebek dan menggeledah bangunan sekitar tengah malam di Las Pinas dan menyelamatkan 1.534 warga Filipina dan 1.190 warga asing dari setidaknya 17 negara, termasuk 604 warga Cina, 183 warga Vietnam , 137 orang Indonesia, 134 orang Malaysia dan 81 orang Thailand. Ada juga beberapa orang dari Myanmar, Pakistan, Yaman, Somalia, Sudan, Nigeria, dan Taiwan.

Belum jelas berapa banyak tersangka pemimpin sindikat yang ditangkap.

Polisi menggerebek tersangka pelaku kejahatan dunia maya lainnya di pelabuhan Clark di kota Mabalacat di provinsi Pampanga utara Manila pada Mei lalu di mana mereka menahan hampir 1.400 pekerja asal Filipina dan asing yang diduga dipaksa melakukan penipuan mata uang kripto, kata polisi.

Beberapa pekerja yang menjadi korban sindikat perdaganga manusia mengatakan kepada penyelidik bahwa ketika mereka mencoba untuk berhenti, mereka dipaksa untuk membayar sejumlah besar uang untuk alasan yang tidak jelas atau mereka takut akan dijual ke sindikat lain. Selain itu, para ekerja juga dipaksa untuk membayar denda atas dugaan pelanggaran izin kerja.

"Para pekerja dibujuk dengan tawaran gaji tinggi dan kondisi kerja yang ideal di iklan Facebook, tetapi kemudian menemukan bahwa janji itu adalah tipu muslihat," kata para pejabat.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement