Selasa 27 Jun 2023 22:54 WIB

Apa Saja Sih Keuntungan Berinvestasi di Obligasi Negara Ritel?

Kupon yang fixed sampai jatuh tempo tentu menarik.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Karyawan Bank Mandiri menunjukkan instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) Ritel di Livin by Mandiri kepada nasabah di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bank Mandiri melalui fitur Livin Investasi menyematkan produk SBN Ritel Perdana sebagai instrumen pilihan investasi bagi nasabah, salah satunya adalah Sukuk Ritel Syariah Seri SR018 yang memulai masa penawaran pada 3 Maret 2023. Tak hanya itu, Bank Mandiri turut ditunjuk oleh Kementerian Keuangan sebagai mitra distribusi SBN pertama yang menggarap WNI di Luar Negeri.
Foto: Dok Republika
Karyawan Bank Mandiri menunjukkan instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) Ritel di Livin by Mandiri kepada nasabah di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bank Mandiri melalui fitur Livin Investasi menyematkan produk SBN Ritel Perdana sebagai instrumen pilihan investasi bagi nasabah, salah satunya adalah Sukuk Ritel Syariah Seri SR018 yang memulai masa penawaran pada 3 Maret 2023. Tak hanya itu, Bank Mandiri turut ditunjuk oleh Kementerian Keuangan sebagai mitra distribusi SBN pertama yang menggarap WNI di Luar Negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan akan segera menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) seri ORI023 yang akan mulai ditawarkan Jumat (30/6/2023) hingga Kamis (20/7/2023). Tujuan pemerintah menerbitkan ORI termasuk seri ORI023 antara lain sebagai alternatif investasi yang aman, mudah, terjangkau dan menguntungkan bagi investor ritel.

Nantinya, kupon ORI023 akan diterbitkan dalam dua tenor yakni tiga tahun yakni ORI023-T3 dan enam tahun yakni ORI023-T6. Tenor enam tahun juga merupakan seri SBN ritel dengan tenor terpanjang selama penerbitan ORI.

Head of Fixed Income Analyst Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto mengungkapkan sejumlah keuntungan membeli ORI023. Pertama, ORI memiliki kelebihan berupa pembayaran kupon dan pokok sampai dengan jatuh tempo dijamin oleh Undang-Undang dan dananya disediakan dalam APBN setiap tahunnya. Sehingga, bisa dibilang tidak ada risiko kredit.

"Kupon yang fixed sampai jatuh tempo tentu menarik di saat suku bunga BI sedang berada di level yang paling tinggi dan berpotensi untuk turun ke depannya," ungkapnya kepada Republika dikutip Selasa (27/6/2023).

Keuntungan selanjutnya pajak bunga obligasi juga relatif rendah, hanya 10 persen jika dibandingkan pajak deposito yang 20 persen. Pemerintah menetapkan kupon ORI didasarkan pada beberapa pertimbangan, di antaranya level suku bunga acuan Bank Indonesia saat penetapan kupon, imbal hasil obligasi acuan pemerintah yang berlaku di pasar untuk tenor yang sama, serta kondisi pasar global maupun domestik.

Dikonfirmasi terpisah, Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto mengungkapkan hal yang sama. Salah satu, keuntungan berinvestasi di obligasi adalah risiko relatif lebih rendah karena sepenuhnya dilindungi oleh negara.

"Namun, memang untuk hasil mungkin sedikit lebih rendah dari reksadana dan likuiditasnya tidak selikuid reksadana karena reksadana ada aturan penerbit harus siap beli kembali kapan saja sedangkan ORI sesuai aturan baru akan dikembalikan oleh negara setelah jatuh tempo," tuturnya.

Senior Vice President Head and Bussines Development Division PT Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi Riawan juga menyampaikan hal yang sama. Keuntungan berinvestasi di ORI karena berupa kupon yang besaranannya tetap dan dibayarkan setiap bulan. ORI, lanjutnya, juga dapat diperjualbelikan di pasar sekunder setelah investor mendapatkan kupon perdana.

"Artinya, investor yang membeli ORI tidak harus memegangnya hingga jatuh tempo tetapi bisa menjualnya di pasar sekunder," ujarnya.

Layaknya seperti masakan yang memiliki komposisi bervariasi untuk menciptakan makanan yang bermanfaat untuk kesehatan. Sama halnya dengan investasi ada yang imbal hasilnya rendah, tetapi risiko juga rendah dan ada yang imbal hasilnya tinggi, tetapi risiko juga tinggi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement