Rabu 28 Jun 2023 06:48 WIB

Milenial Punya Rumah, Bisa Sewa Dulu Baru Beli

Sebanyak 40 persen milenial yang belum mempunyai rekening tabungan bank.

Rep: Novita Intan/ Red: Lida Puspaningtyas
Rumah untuk milenial (ilustrasi).
Foto: Perumnas
Rumah untuk milenial (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) meminta generasi milenial untuk memanfaatkan sejumlah skema pembiayaan dari pemerintah dan perbankan untuk memiliki rumah. Persero menyediakan produk pembiayaan bagi milenial dengan konsep pembiayaan perumahan rent to own.

Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan Sarana Multigriya Finansial Heliantopo mengatakan terdapat dua jenis pilihan pembiayaan skema rent to own. Pertama, melalui pembelian langsung dengan kredit pemilikan rumah atau terus menyewa hingga periode tertentu dan kedua rumah tersebut akan dihibahkan.

Baca Juga

“Skema sewa beli ini kelebihannya adalah nanti masyarakat itu menyewa dulu rumah tersebut, jadi kalau mereka berminat atau berkenan nanti mereka bisa konversi untuk membeli,” ujarnya dalam keterangan tulis, Rabu (27/6/2023).

Meski begitu, Heliantopo menyatakan, program tersebut masih dalam tahap piloting yang harapannya dapat disambut baik oleh lembaga keuangan. Nantinya perseroan dapat membantu masyarakat yang belum bankable terutama segmen non fixed income yang selama ini belum terlayani dengan baik dan masyarakat yang susah menyediakan uang muka.

“Secara produk harusnya menjadi produk yang bisa membantu segmen non fixed income yang notabene lebih besar dari fixed income mudah mudahan ini bisa diminati,” ucapnya.

Perseroan memiliki program efek beragun aset retail yang merupakan produk dari proses sekuritisasi. Sesuai namanya, ini merupakan efek yang memiliki agunan atau underlying dan diperdagangkan kepada investor ritel.

"Karakteristik EBA Retail tersebut di antaranya memiliki bunga per tahun di atas deposito yaitu 6,5-7,7 persen, aman karena mendapat rating AAA oleh Pefindo, investasi cukup dimulai dengan Rp 100 ribu," ucapnya.

Sementara itu, Deputi Komisioner Bidang Pengerahan Dana BP Tapera, Eko Ariantoro, menambahkan ada berbagai alasan kaum milenial belum bisa memiliki rumah.

"Hal ini menyangkut dengan berbagai karakter milenial itu sendiri antara lain, kaum milenial tidak memiliki dana darurat dan juga lebih banyak berperilaku konsumtif," ucapnya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 60 persen milenial baru memiliki rekening perbankan. “Artinya, ada sebanyak 40 persen milenial yang belum mempunyai rekening tabungan bank. Bagaimana mungkin milenial yang belum memiliki rekening untuk memiliki rumah,” katanya.

Menurut dia, BP Tapera menganut asas gotong royong, dapat membantu mewujudkan kepemilikan rumah pertama, renovasi, dan pembangunan rumah lahan sendiri. BP Tapera juga menjadi solusi penyediaan dana murah jangka panjang dan berkelanjutan pembiayaan perumahan yang layak huni.

Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy menambahkan perbankan juga mempermudah milenial untuk mendapatkan kredit pemilikan rumah. Perusahaan memberikan layanan digital kepada nasabah untuk mengikuti perkembangan zaman yang telah didominasi oleh kaum milenial.

“Kaidahnya di sini semua perbankan pada saat sekarang harus semuanya digital karena kita cover semua perkembangan zaman dan juga banyaknya kaum milenial yang menguasai dan termasuk juga posisi struktur KPR kami 70 persennya milenial,” ucapnya. 

Perusahaan sudah mempersiapkan melalui sinergi sesuai regulasi dari regulator dalam menawarkan produk dan layanan digital, seperti Kredit Multiguna, KPR, dan KUR dan Mikro. Perusahaan juga terus memperbaiki dari sisi teknologi. 

“Kita didasarkan pengalaman dan pasar, kemudahan mengambil (KPR) lewat digital, kita bisa lihat transaksinya serta aplikasinya, kalau cocok ambil. Jangka waktunya (KPR) 25 tahun, kita sudah mengakomodir semua. Jadi bank pasti menciptakan produk yang diizinkan regulasi pasti dioptimalkan pasti mudah semua,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement