Rabu 28 Jun 2023 07:57 WIB

PM Selandia Baru Bawa Pesawat Cadangan Saat Terbang ke Cina

Pesawat cadangan untuk berjaga-jaga menyusul kecelakaan atau kerusakan teknis pesawat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Selandia Baru, Chris Hipkins bawa pesawat cadangan saat melakukan perjalanan ke Cina.
Foto: AP
Perdana Menteri Selandia Baru, Chris Hipkins bawa pesawat cadangan saat melakukan perjalanan ke Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru, Chris Hipkins bawa pesawat cadangan saat melakukan perjalanan ke Cina. Penggunaan pesawat cadangan ini bertujuan untuk berjaga-jaga menyusul kecelakaan atau kerusakan teknis yang sebelumnya pernah menimpa para pemimpin Selandia Baru.

New Zealand Herald pertama kali melaporkan bahwa pesawat cadangan Royal New Zealand Air Force (RNZAF) mengawal perjalanan delegasi Kiwi, yang mendarat di Beijing pada Senin (26/6/2023) pagi.  Perjalanan dari Wellington ke Beijing memakan waktu 22 jam, dengan RNZAF Boeing 757. Pesawat ini melakukan dua perhentian di Cairns dan Manila untuk mengisi bahan bakar.

Baca Juga

Seorang juru bicara Hipkins mengatakan, pesawat kedua pergi sejauh ibu kota Filipina tetapi menuju ke selatan setelah 757 pertama berhasil lepas landas.

Seorang juru bicara pasukan pertahanan Selandia Baru mengatakan, tidak ada yang aneh dengan Angkatan Udara menyediakan pesawat cadangan.

“Boeing 757 Angkatan Udara menyediakan cadangan untuk pesawat utama jika terjadi masalah. Alasannya adalah untuk memastikan perjalanan berhasil,” kata juru bicara itu, dilaporkan The Guardian.

Sebelumnya mantan perdana menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern dan Sir John Key pernah mengalami perjalanan kurang menyenangkan setelah pesawat RNZAF Boeing 757 dan Hercules yang mereka tumpangi mengalami masalah teknis. Pada 2022, Ardern terdampar di Antartika selama satu malam setelah pesawat Hercules rusak. Ardern bersama delegasi lainnya kemudian diangkut dengan pesawat Italia dari McMurdo Sound menuju ke Christchurch keesokan harinya.

Kemudian Boeing 757 milik Angkatan Udara mengalami kerusakan teknis ketika kunjungan resmi Ardern ke Amerika Serikat. Selain itu pada 2019, Ardern terbang dari Melbourne ke Selandia Baru dengan pesawat komersil setelah melakukan kunjungan resmi, karena ada masalah teknis pada pesawat kenegaraan.

Menteri Pertahanan, Peeni Henare bersama delegasi yang beranggotakan 30 orang terjebak di Kepulauan Solomon pada Agustus 2022, karena kerusakan pesawat. Sementara pada 2019 mantan wakil perdana menteri Winston Peters membutuhkan pesawat RNZAF kedua untuk menjemputnya setelah pesawat utama mengalami kerusakan di Vanuatu.

Sebuah misi dagang ke India yang dipimpin oleh Key pada 2016 dihentikan setelah Boeing 757 dilarang terbang di Townsville. Hal ini memaksa perdana menteri dan rombongannya bermalam di ujung utara Queensland sembari menunggu pesawat cadangan.

Pemimpin oposisi, Chris Luxon yang merupakan mantan kepala eksekutif Air New Zealand, mengkritik penggunaan pesawat cadangan oleh Hipkins atas dasar kerusakan iklim dan lingkungan. Luxon mengatakan, Hipkins tidak perlu membawa pesawat cadangan karena dapat menyumbang emisi.

 “Jika kita mengalami keadaan darurat iklim, tidak masuk akal untuk memiliki (Boeing) 757 kedua berusia 30 tahun di belakang yang kosong (tidak berpenumpang). Ini juga menunjukkan kekhawatiran tentang keandalan pesawat yang mogok seperti yang telah kita lihat di masa lalu. Kami tidak perlu membawa dua pesawat ke acara seperti itu," ujar Luxon.

Pemimpin partai sayap kanan ACT, David Seymour, mengatakan emisi yang dihasilkan pesawat cadangan itu setara dengan mengendarai Ford Ranger sejauh tiga kali perjalanan ke bulan. Partai ACT telah berjanji untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan Selandia Baru menjadi 2 persen dari PDB. Langkah ini bertujuan untuk membeli pesawat baru menggantikan dua unit Boeing 757 yang sering mengalami kerusakan.

Pesawat baru rencananya akan didatangkan sebelum tanggal penggantian yang dijadwalkan pada 2028. Partai ACT telah mengungkapkan pemeliharaan dua pesawat Boeing 757 mencapai 63 juta dolar AS sejak 2017.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement