REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI melakukan pertemuan dengan Parlemen Jepang. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas soal pendidikan, kesehatan dan pariwisata.
Ketua GKSB DPR RI, Puti Guntur Sukarno mengatakan, pihaknya mendorong agar terjadi pertukaran pelajar dan magang di Jepang. Selain itu, dia juga memperjuangkan agar anak-anak muda Indonesia bisa magang dan mendapatkan beasiswa.
Upaya ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia guna menyambut bonus demografi.
"Kami membicarakan bagaimana menciptakan program pertukaran untuk pelajar SMA atau sekolah vokasi agar bisa magang di Jepang. Saya juga meminta agar mereka bisa dapat kesempatan beasiswa, jadi kuliah gratis di sana," katanya.
Puti juga mengundang pelajar Jepang untuk mempelajari budaya dan pariwisata di Indonesia. Mengingat, Jepang tengah mencoba mengoptimalkan pariwisata guna meningkatkan perekonomian mereka.
"Jadi bukan hanya pelajar kita saja. Kita juga mengundang pelajar Jepang untuk belajar culture dan pariwisata di sini. Karena Jepang juga sedang meningkatkan pariwisata. Ini merupakan satu kebanggan bagi Indonesia," ujarnya.
Untuk kesehatan, Puti menerangkan, pihaknya tengah berupaya mengadopsi cara Jepang dalam mencegah stunting. Pasalnya langkah Jepang memastikan gizi anak terpenuhi dilakukan sejak anak masih dalam kandungan.
"Kalau stunting enggak distop bisa jadi fenomena gunung es. Kita membutuhkan generasi muda berkualitas, otaknya juga. Stunting salah satunya perbaikan gizi," terangnya.
Anggota Komisi X DPR RI ini mengungkapkan, Jepang memiliki kebijakan untuk memberikan makanan bergizi di sekolah. Tujuannya untuk memastikan nutrisi anak anak terpenuhi. Bahkan tiap sekolah difasilitasi nutrisionis bersertifikat.
"Kita bisa mengadopsi hal ini. Karena memang bicara stunting harus semuanya terlibat. bukan hanya keluarga, yang harus memastikan gizi dari kandungan sampai balita. Sekokah juga gitu kalau udah masuk usia sekolah minimal dikasih susu sama telur," bebernya.
Untuk pariwisata, Puti menjelaskan, mereka ingin memperlajari bagaimana mitigasi bencana untuk tempat tempat wisata. Alasannya karena secara geografis, Indonesia dan Jepang sama sama negara kepulauan.
"Mitigasi bencana untuk pariwisata yang berdampak besar, seperti gempa dan tsunami. Kesamaan geografi negara kepulauan ring of fire, gempa tinggi, tsunami juga tinggi makanya kita harus tekankan adalah mitigasi di Indonesia belum merata," katanya.