REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh sentral Partai Ummat, Amien Rais, mengaku pernah diajak Panji Gumilang ke Pondok Pesantren Al Zaytun. Namun, saat itu, ia memiliki keyakinan kurang sepaham dengan ponpes tersebut.
"Dia mengundang saya, secara betul-betul meminta datanglah pak Amien, pak Amien sudah ketinggalan karena tokoh-tokoh teman pak Amien sudah pada berdatangan. Waktu itu saya punya intuisi, sepertinya kurang sreg," jelas dia.
Saat diundang, Amien Rais masih menjabat sebagai ketua MPR. Tokoh pendiri PAN ini juga berharap agar polemik Ponpes Al Zaytun segera diselesaikan secara tuntas dan ditutup.
Terkait asetnya, Amien menyarankan agar pesantren tetap berjalan dan diarahkan agar tidak menyimpang. "Nah, sekarang untuk menyingkat kata saya kira cepat saja kasus itu diselesaikan, ditutup," ucap dia.
Amien mengatakan pemerintah dapat berkoordinasi dengan ulama-ulama di MUI atau di ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis dan lainnya untuk membahas operasional ponpes Al Zaytun tersebut. Pesantren dapat dijalankan dan tidak menyimpang.
"Saya kira asetnya gak usah diambil alih ya tapi dibuat pesantren yang menurut ulama ulama MUI, ulama-ulama NU yang pasti lebih tahu agama dari pada Panji Gumilang, juga ulama Muhammadiyah, Persis dan lain sebagainya itu diminta bersama-sama meneruskan pesantren yang lurus, yang istiqamah, dan yang tidak menyeleweng," kata dia.
Terkait dorongan sejumlah pihak agar Panji Gumilang segera di penjara, ia mengaku tidak ingin membahas hal tersebut. "Penjara apa itu kurang tahu lah saya," kata dia.