REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) bersama Wakil Presiden RI Prof KH Maruf Amin menyerahkan bantuan "Beasiswa Santri Menuju PTN" untuk 100 santri dari kalangan tidak mampu. Para santri penerima manfaat itu nantinya akan menerima bantuan masing-masing Rp 6 juta untuk membantu mereka mempersiapkan pendidikan dengan baik sebagai bekal di masa depan.
Simbolisasi penyerahan bantuan dilakukan di Pondok Pesantren Hajar Aswad di daerah Batursari, Kampung, Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (27/6/2023). Beasiswa diserahkan secara simbolis kepada 3 orang penerima, yaitu Elisa Fajarwati, Rismayasari, dan Mufatihah.
Saat menyerahkan secara simbolis, Wapres pun bertanya tentang tujuan perguruan tinggi yang diinginkan oleh ketiga santri tersebut. “Mau mendaftar ke perguruan tinggi mana?” tanya Wapres.
Para santri penerima pun menjawab dengan semangat. “UIN, Pak,” jawab Elisa Fajarwati yang saat ini sedang mempelajari ilmu tahfidz Quran (menghafal Alquran) di Pondok Pesantren Hajar Aswad. “UGM, Pak,” sambut Rismayasari dengan antusias.
Wapres pun berharap agar bantuan yang diberikan dapat menjadi dorongan semangat bagi para santri untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Jangan sampai karena kesulitan dana kemudian tidak bisa melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Wapres.
Sementara itu, Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, MA, menyebut penyaluran bantuan ini merupakan salah satu komitmen Baznas dalam menyejahterakan umat, salah satunya melalui sektor pendidikan.
Dengan pendidikan yang layak, kata Saidah, anak mustahik diharapkan dapat mengubah perekonomian keluarga di masa mendatang, dengan bekal ilmu yang didapat. "Tahun lalu kami bisa melaksanakan [pemberian beasiswa kepada] 2.500 santri dan alhamdulillah 84 persen masuk perguruan tinggi negeri. Prestasi yang luar biasa,” ujar Saidah.
"Pendidikan memiliki potensi untuk memecah siklus kemiskinan antargenerasi. Dengan memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak dari keluarga miskin, mereka memiliki kesempatan yang lebih baik untuk meraih pekerjaan yang lebih baik di masa depan. Ini membantu mengurangi kemiskinan jangka panjang," kata Saidah.
Selain itu, lanjut Saidah, pendidikan tidak hanya tentang aspek akademis, tetapi juga melibatkan pengembangan keterampilan hidup seperti literasi, kemampuan berpikir kritis, keterampilan sosial, dan pemecahan masalah. "Keterampilan-keterampilan ini membantu individu untuk mengelola kehidupan mereka dengan lebih baik, membuat keputusan yang bijaksana, dan mengatasi tantangan yang mereka hadapi dalam mengatasi kemiskinan," katanya.
Baznas sangat menaruh perhatian pada dunia pendidikan. Sepanjang tahun 2022 lalu, Baznas meluncurkan berbagai program beasiswa, di antaranya Beasiswa Cendekia Baznas, Beasiswa Cendekia Baznas Kairo, Beasiswa Riset Program Mazawa, Beasiswa Riset Zakat Prodi Umum, Beasiswa Mahad Aly, Beasiswa Persiapan Sekolah Kedinasan, Beasiswa Santri, Beasiswa Dikdasmen (Pendidikan Dasar dan Menengah), serta Beasiswa Kemitraan Khusus Disabilitas, Daerah 3T dan Suku Terasing Baznas 2022.
Dari sejumlah program beasiswa yang digulirkan Baznas Pusat dalam lima tahun terakhir, jumlah penerima manfaatnya mencapai 13.496 mahasiswa. Sedangkan dalam skala nasional, Baznas se-Indonesia telah memberikan manfaat kepada 2 juta mustahik dari sejumlah program beasiswa dalam dua tahun terakhir.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook