REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebelum penemuan pesawat dan kapal, serta hilangnya sebagian besar kesulitan naik haji, persiapan perjalanan haji orang Maroko yang secara geografis ada di bagian barat Afrika utara.
Calon jamaah haji Maroko di waktu dahulu biasa mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga mereka. Beberapa orang yang akan melakukan perjalanan haji itu bahkan menuliskan wasiat, karena khawatir tidak akan kembali alias meninggal dunia.
Selama perjalanan, mereka biasa menutup tubuh dan tidur di tanah. Tidak ada penginapan, sepinya jalan, dan minimnya perbekalan. Semua faktor ini meningkatkan keinginan orang Maroko untuk menjalani petualangan berhaji. Ini sekaligus menjadi kesempatan bagi banyak peziarah Maroko untuk menulis dan mencatat perjalanan mereka.
Juga untuk mendapatkan pengetahuan saat melintasi tempat-tempat perberhentian yang diambil para peziarah. Banyak cendekiawan dan sejarawan yang perjalanan hajinya telah diabadikan dalam sejarah.