Rabu 28 Jun 2023 23:28 WIB

Jangan Coba-Coba tak Minum Air Putih di Pesawat, Ini Dampaknya

Kabin pesawat biasanya mengedarkan udara yang lebih dingin dan lebih kering.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Minum di pesawat (ilustrasi). Tidak cukup minum di pesawat dapat menyebabkan dehidrasi.
Foto: storyeo.com
Minum di pesawat (ilustrasi). Tidak cukup minum di pesawat dapat menyebabkan dehidrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa hal yang dapat membuat perjalanan udara terasa lebih buruk daripada yang seharusnya. Salah satunya adalah tidak menghidrasi tubuh dengan baik.

Sebagian penumpang mungkin menghindari minum selama di pesawat karena ogah bolak-balik ke toilet. Menurut Tanya Mezher, seorang ahli diet terdaftar dan memimpin praktisi pengobatan fungsional di Malla, menghindari terlalu banyak air ketika perjalanan di pesawat adalah sebuah kesalahan.

Baca Juga

“Kondisi pesawat jauh berbeda dengan yang dialami setiap hari di darat,” kata Mezher seperti dilansir laman Huffington Post, Selasa (27/6/2023).

Ia menjelaskan, kabin pesawat biasanya mengedarkan udara yang lebih dingin dan lebih kering, dipertahankan pada tekanan yang lebih rendah. Kelembapan relatif bisa serendah 10 sampai 20 persen, yang menyebabkan kelembapan hilang pada tingkat yang lebih tinggi dari sistem pernapasan, kulit, mata, dan lainnya. 

"Duduk dalam waktu lama juga mendistribusikan kembali keseimbangan cairan ke ekstremitas bawah, mengubah kekentalan darah dan mungkin berkontribusi pada peningkatan kehilangan cairan," ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya tetap terhidrasi selama perjalanan udara sangat penting karena tubuh kita terdiri dari 55 sampai 60 persen air, kita membutuhkan air untuk berfungsi dengan baik. "Dehidrasi dapat menyebabkan gejala seperti pusing, kelelahan, peningkatan detak jantung (namun tekanan darah rendah) atau kebingungan," ujar Mehzer. 

Ini bukanlah gejala yang ingin kita alami kapan saja, apalagi di pesawat. Jika Anda sudah cemas tentang perjalanan, dehidrasi dapat memperburuk kecemasan, dengan efek negatif secara emosional dan mental. Ini juga dapat memengaruhi pencernaan dan berkontribusi pada sembelit, yang sudah berisiko dengan perubahan lingkungan dan zona waktu. 

"Tidak pernah menyenangkan untuk mendarat di tujuan kita dan merasa lebih buruk daripada saat kita pergi," kata dia.

Ahli diet terdaftar Maggie Michalzyk mengatakan, jika Anda ingin tetap terhidrasi tanpa meningkatkan frekuensi kunjungan kamar mandi, caranya adalah menggunakan elektrolit. "Pertimbangkan untuk menambahkan bubuk atau tablet elektrolit ke air Anda," kata Michalczyk. 

Ini dapat menggantikan mineral penting yang hilang melalui keringat dan membantu menjaga tingkat hidrasi tanpa meningkatkan frekuensi kunjungan kamar mandi. "Saya juga suka air kelapa sebagai pilihan untuk membantu mengisi kembali elektrolit," ujarnya.

Dia juga menyarankan untuk menghindari minuman berkafein dan beralkohol baik di bandara maupun di pesawat. Minuman ini tidak hanya membuat Anda ingin buang air kecil lebih banyak, tetapi juga akan membuat Anda dehidrasi. Anda juga bisa mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan air tinggi.

Ngemil buah dan sayur seperti timun, paprika, seledri dan buah-buahan yang memiliki kandungan air tinggi. Makanan ini dapat melengkapi upaya hidrasi Anda," jelasnya.

Mengoleskan pelembap sebelum terbang juga bisa membantu. “Oleskan pelembab atau hydrating mist untuk menjaga kulit tetap terhidrasi selama penerbangan. Ini dapat membantu mencegah kekeringan dan ketidaknyamanan,” kata Michalczyk.

Lieberman juga menyarankan untuk minum air lebih banyak dari biasanya pada malam sebelumnya. Terakhir, tidak ada salahnya mengatakan ya saat pramugari datang dan menawarkan Anda segelas kecil air itu. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement