Kamis 29 Jun 2023 06:16 WIB

Izin Pembakaran Alquran di Hari Idul Adha, Turki: Tidak Dapat Diterima

Turki mengecam keras aksi pembakaran Alquran di hari Idul Adha.

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
 Seorang wanita memegang kitab suci Alquran saat melakukan aksi unjuk rasa memprotes Swedia atas aksi pembakaran kitab suci Alquran yang digelar di Karachi, Senin (30/1/2023). Sejumlah negara Islam mengutuk tindakan provokatif pembakaran kitab suci Alquran yang dilakukan politisi Swedia yang telah menodai toleransi antar agama.
Foto: EPA-EFE/SHAHZAIB AKBER
Seorang wanita memegang kitab suci Alquran saat melakukan aksi unjuk rasa memprotes Swedia atas aksi pembakaran kitab suci Alquran yang digelar di Karachi, Senin (30/1/2023). Sejumlah negara Islam mengutuk tindakan provokatif pembakaran kitab suci Alquran yang dilakukan politisi Swedia yang telah menodai toleransi antar agama.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Menteri luar negeri Turki, Hakan Fidan mengutuk pembakaran beberapa halaman Alqur’an di Swedia pada hari Rabu (28/6/2023) bertepatan dengan pelaksanaan hari raya Idul Adha. Menurutnya aksi pembakaran Alquran di luar masjid utama Stockholm sebagai tindakan "keji" dan "tercela".

"Saya mengutuk tindakan tercela yang dilakukan terhadap Kitab Suci kita, Alqur’an, pada hari pertama Idul Adha. Tidak dapat diterima mengizinkan tindakan anti-Islam ini dengan dalih kebebasan berekspresi,” kata Fidan di akun Twitter-nya.  

Baca Juga

“Menutup mata terhadap tindakan mengerikan seperti itu sama saja terlibat,” katanya menambahkan seperti dilansir dari Alarabiya, Rabu (28/6/2023). 

Salwan Momika (37) yang melarikan diri dari Irak ke Swedia beberapa tahun lalu, telah meminta izin kepada polisi untuk membakar kitab suci umat Islam “untuk mengungkapkan pendapat saya tentang Alquran.”