REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tim Dokkes Polda Papua belum dapat mengidentifikasi enam jenazah korban jatuhnya pesawat sipil SAM Air. Kabid Dokkes Polda Papua Komisaris Besar (Kombes) Nariyana menyampaikan, tim DVI Polda Papua akan mengirimkan sampel DNA dari enam jenazah korban pesawat jatuh di Pegunungan Yalimo, Papua Pegunungan tersebut ke Puslabfor Mabes Polri untuk identifikasi. Kondisi jenazah yang terbakar dan sebagian tak utuh membuat proses identifikasi para korban menjadi sulit.
Kombes Nariyana mengatakan, butuh waktu dua pekan untuk memastikan jenazah enam korban tersebut. “Dengan jenazah korban yang dalam kondisi terbakar, dan sebagian tubuh ada yang tidak utuh, tim DVI (Polda Papua) akan mengirimkan sampel DNA berupa darah dan gigi ke Puslabfor Mabes Polri untuk diidentifikas lebih lanjut,” katanya, dalam siaran pers resmi Polda Papua yang diterima wartawan di Jakarta, Rabu (28/7/2023).
Penerbangan sipul SAM Air mengalami kecelakan di Pegunungan Yalimo di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, Jumat (23/6/2023). Pesawat Cessna 208 Caravan 675 PKW-SMW itu diawaki Pilot Kapten Hari Permadi, dan Ko Pilot Levi Murib.
Pesawat tersebut membawa empat penumpang. Yakni Bartolomeus (34 tahun), Ebeth Halerohon (29), Dormina Halerohon (17), dan Kilimputni (20). Pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Elelim di Yalimo, pada Pukul 11:10 WIB, Jumat (23/6/2023) menuju ke Lapangan Udara Poik di Distrik Welarek.
Namun setelah lepas landas, pesawat tersebut jatuh di radius 12 Kilometer (Km) arah timur jalur terbang. Setelah proses evakuasi oleh tim gabungan selama kurang lebih tiga hari, pada Selasa (27/6/2023) tim berhasil mengevakuasi seluruh awak, dan penumpang pesawat nahas tersebut ke Bandara Wamena.
Namun tak ada yang selamat dalam peristiwa kecelakaan tersebut. Pada Rabu (28/6/2023), tim kepolisian sudah melakukan ante mortem untuk mengidentifikasi korban dari pihak keluarga. Ante mortem dilakukan di dua tempat. Di Bandara Wamena, dan di Bandara Sentani.
Akan tetapi, dikatakan Kombes Nirayana hasil dari pencocokan dari pihak kelurga tersebut belum dapat menentukan jenazah. Sebab itu, kata ia, timnya mengirimkan hasil dari antem mortem yang sudah dilakukan dengan pencocokan DNA melalui Puslabfor Mabes Polri.
“Tentunya kami akan melakukan ini secara maksimal sehingga jenazah dapat dikembalikan ke keluarga masing-masing untuk dimakamkan,” begitu kata Kombes Nariyana.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement