Kamis 29 Jun 2023 10:12 WIB

Disebut Panda Nababan Bocah Ingusan, Gibran: Saya Memang Perlu Banyak Belajar

PSI menyatakan siap menampung Gibran.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Komentar Gibran soal sentilan dari politikus senior PDIP Panda Nababan, Kamis (29/6/2023).
Foto: Republika/Alfian
Komentar Gibran soal sentilan dari politikus senior PDIP Panda Nababan, Kamis (29/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming mengaku tidak tersinggung disebut sebagai bocah ingusan oleh politikus senior partai PDIP Panda Nababan. 

"Endak (tersinggung), saya memang perlu banyak belajar, terima kasih," kata Gibran ketika ditemui di balai kota Solo, Kamis (29/6/2023). 

Baca Juga

Selain itu, ketika ditanya apakah Nababan perlu ke Solo terlebih dahulu untuk mengkritik dirinya, Gibran mengatakan bahwa hal tersebut tidak diperlukan. Pasalnya, Panda Nababan sendiri menurutnya adalah senior.

"(Minta ke solo?) Endak usah. Kok saya minta-minta, gak boleh dong, perintah-perintah senior," katanya. 

Sebelumnya, Ketua DPP PSI Ariyo Bimmo mengatakan, Gibran sudah membuktikan mampu menjadi wali kota dengan memimpin Kota Solo. Ia melihat, di tangan Gibran Kota Solo berkembang menjadi kota kreatif dan ekonominya tumbuh.

Bimmo berpendapat, apa-apa yang sudah dilakukan Gibran di Kota Solo merupakan sesuatu yang luar biasa. Seperti Elevated Rail Simpang Tujuh Joglo, revitalisasi Solo Technopark Park, Taman Balekambang, Mebel Gilingan, dan lain-lain. "Mungkin jauh melebihi prestasi politisi-politisi senior lainnya," kata Bimmo, Rabu (28/6/2023).

Bimmo merasa, politisi-politisi senior di Indonesia seharusnya malah malu kepada sosok, seperti Gibran. Termasuk, politisi senior yang ada di PDIP. "Masih muda saja sudah punya prestasi yang tidak biasa-biasa saja, ketimbang yang sudah senior tapi belum punya prestasi apa-apa," ujar Bimmo.

Menurut Bimmo, selain merasa malu, seharusnya politisi senior terima kasih kepada orang-orang muda seperti Gibran. Meskipun masih muda, tetapi yang bersangkutan mau terjun ke politik untuk membereskan masalah-masalah yang ada.

Bahkan, masalah itu mungkin tidak lepas pula dari ulah politisi-politisi senior yang sampai saat ini masih merasa nyaman berkuasa. Ia menekankan, sekarang waktunya yang senior bertaubat dan introspeksi.

Bimmo pun merasa, sudah saatnya Indonesia berpikir muda dan modern sebagaimana layaknya negara maju. Ia menegaskan, bagi PSI usia bukan lagi jaminan seseorang itu sudah siap untuk memimpin atau belum. Apalagi, ia mengingatkan, sudah terbukti banyak politisi-politisi senior yang malah terjebak perilaku korupsi.

PSI, menurut dia, akan tetap menghargai kerja dan gagasan, bukan berpatokan lagi kepada usia.

"Tidak pantaslah politisi senior PDIP menyebut Gibran anak ingusan. Kalau PDIP tidak menghargai anak muda berprestasi seperti Gibran dengan menyebutnya anak ingusan, PSI siap menerima Gibran," kata Bimmo.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement