Kamis 29 Jun 2023 10:22 WIB

Khotbah Idul Adha, Guru Besar UIN Jakarta Serukan Jaga Harmoni Sambut Pesta Demokrasi 

Idul Adha berdimensi nilai luhur dalam pembentukan karakter.

Guru Besar UIN Jakarta Prof Ahmad Tholabi Kharlie
Foto: Dokpri
Guru Besar UIN Jakarta Prof Ahmad Tholabi Kharlie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -Guru besar UIN Jakarta Ahmad Tholabi Kharlie menyerukan momentum Idul Adha untuk meningkatkan solidaritas dan menjaga harmoni serta menjunjung toleransi khususnya dalam menyambut pesta demokrasi pada 14 Februari 2024 mendatang. 

Idul Adha berdimensi nilai luhur dalam pembentukan karakter individu dan masyarakat yang mengedepankan solidaritas dan sikap empatik terhadap lainnya. Sikap tersebut penting diejawantahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Baca Juga

"Untuk itu, dalam momentum hari raya Idul Adha ini, kita diminta kesediaannya untuk berkorban, menepis ego dan kesenangan diri, menjaga harmoni, serta mengusung toleransi sesama anak bangsa, demi mewujudkan suasana damai dan kondusif di negeri tercinta ini. Dengan begitu, pesta demokrasi akan berjalan lancar dan sukses," ujar Tholabi saat menyampaikan khotbah Idul Adha di Masjid Agung At-Tin, Jakarta, Kamis (29/6/2023). 

Wakil Rektor UIN Jakarta itu menyebutkan sikap solidaritas dan empatik itu telah teruji dilalui bangsa Indonesia khususnya saat menghadapi pandemi Covid-19 beberapa waktu yang lalu. Menurut dia, berkat sikap empatik dan kebersamaan sesama warga, Indonesia berhasil melewati pandemi. "Pandemi telah kita lewati dengan selamat karena kita bersedia untuk mengorbankan ego kita, memangkas kepentingan pribadi kita, dan menangguhkan kesenangan jasmani kita, demi keselamatan dan kemaslahatan bersama," tegas Tholabi.

Di bagian akhir, pengurus PBNU ini mengingatkan pelaksanaan Idul Adha memberi pesan reflektif dalam peristiwa yang terjadi antara Ibrahim dan Ismail. Dia menyebutkan setiap Ibrahim memiliki Ismail. "Ismail-Ismail yang kita miliki itu mungkin dalam bentuk harta kekayaan kita, mungkin juga dalam bentuk jabatan mentereng kita, dan semua yang kita sayangi dan pertahankan di dunia ini," dia mengingatkan.

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta periode 2019-2023 ini menegaskan bahwa Ibrahim sejatinya tidak diperintahkan Allah untuk membunuh Ismail, tapi yang diperintahkan kepada Ibrahim adalah membunuh rasa kepemilikan terhadap Ismail, karena hakikatnya semuanya adalah milik Allah. "Semoga kita dapat memetik hikmah besar ini untuk kebaikan-kebaikan bangsa, negara, dan seluruh warganya," tandas Tholabi. 

Pelaksanaan salat Idul Adha digelar di Masjid Agung At-Tin Taman Mini Indonesia Indah (TMII) diikuti ribuan jamaah umat Islam di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement