REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kasus rabies akhir-akhir ini meningkat akibat masyarakat sudah banyak beraktivitas di luar rumah dan berpotensi terkena gigitan anjing. Kasus ini bahkan bisa menyebabkan kematian bagi orang yang terpapar rabies. Lalu bagaimana mencegah rabies?
Franchise Manager Travel-Endemic Vaccines PT Kalventis Sinergi Farma, Dhimas Sagietha Hariandhana, mengatakan ketika virus rabies sudah masuk ke saraf pusat manusia, itu menyebabkan kematian. Tetapi bisa dicegah dengan memberikan vaksin secara langsung ketika setelah digigit hewan rabies. Gejalanya bisa muncul beberapa minggu setelah digigit hewan tersebut, bergantung pada gigitan.
"Lokasi paling berbahaya ialah digigit sekitar leher atau kepala, karena akan langsung kena sistem saraf pusat,” kata Dhimas dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/6/2023).
Ia mengatakan gigitan dengan rabies berisiko kematian, namun bisa diatasi dengan vaksinasi yang bukan hanya untuk hewan. Manusianya juga perlu divaksinasi untuk membangkitkan sistem imun, supaya bisa mengatasi virus rabies. "Vaksin rabies bisa didapatkan di fasilitas kesehatan,” ujarnya.
Dhimas menekankan vaksin rabies bisa didapatkan di puskesmas, rumah sakit, atau di Rumah Sakit Penyakit Infeksi seperti RSPI Sulianti Saroso Jakarta. Juga di rabies center yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti di RSUD dr. TC Hillers Maumere. Di sana, tersedia stok vaksin rabies, tetapi perlu diperiksa kembali ketersediaannya.
Tata cara pemberian vaksin
Dr Asep Purnama, SpPD-FINASIM dari RSUD dr.TC Hillers Maumere memberikan tips pencegahannya, yakni pra-paparan dan pascapaparan. Pra-paparan merupakan penerimaan vaksin rabies ketika belum digigit hewan dengan rabies. Sedangkan pencegahan pasca paparan, vaksinasi dilakukan setelah digigit hewan penular rabies.
Kemudian, pihak yang paling berisiko terpapar rabies adalah vaksinator anjing dan petugaspotong anjing untuk diperiksa sampel otaknya. Anak-anak juga perlu divaksin rabies, karenapostur tubuh yang belum tinggi memungkinkan anjing melompat sampai ke leher atau kepala anak-anak.
"Kalau anjing liar menggigit anak-anak, mereka larinya tidak cepat untuk menghindar, anak-anak juga belum bisa melawan," ujarnya.
Jadi harus diberikan vaksinasi pra-paparan di hari ke-0, hari ke-7, dan hari ke-21. Kalausewaktu-waktu digigit anjing dan belum mendapatkan vaksin pra-paparan, maka harus segeradiberikan vaksinasi pada hari ke 0 sebanyak 2 kali suntikan, dilanjutkan 1 kali suntikan pada hari ke 7 dan ke 21. Diperlukan empat kali suntikan dan tentu akan menyebabkan biaya yangbesar.
"Fungsi vaksin rabies pra-paparan bukan hanya menghemat biaya, namun juga bisa mengantisipasi risiko jika tidak tersedianya stok vaksin,” ujar dr Asep.