REPUBLIKA.CO.ID, MAROS -- Penetapan Geopark Maros Pangkep sebagai warisan dunia oleh badan internasional UNESCO pada Mei 2023 lalu dinilai mendorong penguatan industri hijau.
"Kawasan Geopark Maros Pangkep yang juga menjadi destinasi wisata, terdapat dua industri yang memproduksi semen diminta tidak memperluas wilayah operasionalnya," kata General Manager (GM) Badan Pengelola Maros Pangkep UNESCO Global Geopark (MPUGGp), Dedy Irfan Bachri.
Dia mengatakan, untuk pengelolaan industri semen setelah kawasan Geopark Maros Pangkep menyandang status global geopark dan juga warisan dunia, tentu pengelolaan pertambangan harus lebih diperhatikan lagi.
Berkaitan dengan hal tersebut, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan kedua perusahaan semen itu agar pengelolaan produknya lebih ramah lingkungan atau mengusung Green Industry. Salah satu bentuk konsekuensinya adalah tidak boleh memperluas areal operasional atau pengelolaan pabrik di sekitar kawasan Geopark Maros Pangkep
"Geopark yang menjadi warisan dunia, tidak boleh ada perluasan pengelolaan tambang di dalamnya," kata Dedy.
Sementara itu, penggiat wisata karst Rammang-Rammang, Iwan Dento mengatakan, dengan adanya pengakuan dari pihak UNESCO, maka diharapkan memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat yang ada di kawasan Geopark Maros Pangkep. Khususnya dari segi upaya untuk perlindungan kawasan dalam memperkuat komitmen menjaga lingkungan.
Sekaligus diharapkan dapat memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat dengan pengelolaan lingkungan yang lebih baik.