REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII DPR Diah Pitaloka meminta Kementerian Agama (Kemenag) segera menyelesaikan insiden tertahannya jemaah haji Indonesia di Muzdalifah hingga mengakibatkan kelaparan. Tegasnya, hal serupa tidak boleh terulang kembali.
Ia meminta Kemenag memastikan kenyamanan dan keselamatan jemaah haji pada sisa waktu pelaksanaannya ini. Sebab bagaimanapun, penyelenggaraan haji Indonesia adalah wilayah tanggung jawab Kemenag.
"Segala sesuatu yang terjadi baik di Arab Saudi dan di Tanah Air akan menjadi bahan evaluasi kedepan," ujar Diah lewat keterangannya, Kamis (30/6/2023).
Saat ini jemaah haji tengah melaksanakan ritual lontar jumrah di Mina sampai 13 Dzulhijjah. Menurutnya, lontar jumrah merupakan salah satu tahapan yang cukup berat, mengingat jarak maktab yang relatif jauh serta cuaca panas terik.
Sehingga dibutuhkan ketahanan stamina bagi jemaah dan juga petugas haji. Tentu ini merupakan fase yang cukup penting bagi maksimalnya pelayanan haji dari Kemenag.
Bahkan apabila ada kekurangan tenaga petugas, karena sebagian besar kelelahan mendampingi jamaah di Arafah dan Muzdalifah, maka perlu dilakukan pembagian waktu kerja petugas. Sehingga tidak menumpuk dan para petugas bisa fokus pada fase-fase yang berbeda.
"Sekali lagi di sisa waktu yang ada saya harap Kemenag betul-betul memaksimalkan pelayanan terhadap para jemaah. Dan yang paling penting adalah memastikan keselamatan mereka," ujar Diah.
Selain itu, ia juga mengingatkan Kemenag untuk mempersiapkan proses kepulangan jemaah sebaik-baiknya. Serta memastikan para petugas haji tetap bekerja sebagaimana mestinya.
"Saya mendoakan semoga di penghujung ibadah haji ini, segala sesuatunya berjalan lancar sesuai rencana yang telah disepakati. Saya juga mendoakan seluruh jemaah haji Indonesia menjadi haji-haji yang mabrur," ujar Diah.