REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali menyebut ada kenaikan okupansi hotel saat Idul Adha, bahkan angkanya meningkat sebanyak 10-15 persen.
Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan, saat ini okupansi hotel regional Bali rata-rata 80 persen berkat kedatangan wisatawan domestik 17 ribu per hari dan wisatawan mancanegara 16 ribu per hari. "Sebelumnya 65 sampai 70 persen, meningkat tajam ya 10 sampai 15 persen sejak awal pekan ini, karena libur panjang mungkin ada yang sampai ambil cuti sekalian liburan," kata Rai.
Bahkan, di sejumlah kawasan okupansi hotel mencapai 90-100 persen, tetapi jika menarik rata-rata untuk kawasan Bali Utara dan Bali Barat belum dapat mengejar.
PHRI Bali mencatat kenaikan ini terjadi sejak awal minggu di momen Idul Adha, di mana wisatawan domestik terlihat paling banyak mengisi hotel-hotel di kawasan Kuta Badung, disusul Sanur, dan Ubud Gianyar. Sebagian besar di antaranya menyasar hotel bintang tiga dan empat, dan diperkirakan lama menginap 3-5 hari sehingga berakhir pada Ahad (2/7/2023) nanti, berbeda dengan wisatawan mancanegara yang umumnya menginap 7-14 hari kata dia.
Rai mengatakan, kenaikan okupansi hotel saat Idul Adha paling terasa di tahun ini bahkan jika dibandingkan saat sebelum Covid-19. "Idul Adha sebelumnya cutinya sebentar, jadi sekarang ada cuti panjang dan Sabtu Ahas lanjut dia, dan wisatawan domestik juga mulai ada peningkatan dari sisi ekonomi sehingga menambah animo mereka bepergian," ujar Rai.
Selain karena Idul Adha, kunjungan wisatawan domestik ke Pulau Dewata juga didongkrak oleh libur kenaikan kelas bagi pelajar. Sehingga terpantau kelompok tur dari kawasan Jawa banyak terlihat mengisi jalanan Bali.
PHRI Bali mengaku kebijakan pemerintah pusat dalam menambah cuti pada momentum Idul Adha sangat membantu perekonomian. Apalagi saat mendorong wisatawan domestik untuk bepergian dalam negeri sehingga perputaran ekonomi berlangsung di dalam.