Jumat 30 Jun 2023 07:40 WIB

Taiwan Janjikan Kerja Sama Erat dengan AS demi Stabilitas Indo-Pasifik

Washington merupakan pemasok senjata utama ke Taipei.

Bendera Taiwan
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying, File
Bendera Taiwan

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen menjanjikan dedikasi pulau itu untuk kerja sama erat dengan Amerika Serikat dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

Pernyataan tersebut disampaikan Tsai saat menerima delegasi Kongres AS di Taipei, Rabu (28/6/2023). Delegasi tersebut dipimpin oleh Ketua Komisi Angkatan Bersenjata DPR Amerika Serikat Mike Rogers.

Baca Juga

"Taiwan berada di garis depan dalam mempertahankan nilai-nilai demokrasi. Kami akan terus bekerja bahu membahu bersama Amerika Serikat dalam berbagai bidang seperti ekonomi dan pertahanan nasional," kata Tsai dilansir Kyodo.

Komisi yang membidangi masalah keamanan ini adalah salah satu delegasi parlemen AS terbesar yang mengunjungi Taiwan dalam beberapa tahun terakhir, kata Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Kunjungan itu dilakukan di tengah upaya Beijing dan Washington dalam menstabilkan hubungan kedua negara yang tegang sejak kunjungan Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi ke Taiwan tahun lalu, ditambah insiden balon mata-mata China yang terbang di atas wilayah udara AS pada Februari lalu.

Tsai memuji Kongres AS yang terus berupaya melindungi keamanan nasional wilayahnya.

Dia juga berterima kasih kepada Kongres AS karena telah memberlakukan undang-undang yang membantu pulau itu meningkatkan kemampuan pertahanan diri dan memperdalam kerja sama keamanan Taipei-Washington.

Rogers berikrar memberikan dukungan "tak tergoyahkan" untuk Taiwan. Dia menyatakan AS dan Taiwan memiliki komitmen bersama dalam hal supremasi hukum, demokrasi, dan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

AS sebetulnya tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, tetapi Washington merupakan pemasok senjata utama pulau itu untuk membantu mempertahankan kemampuan pertahanannya.

Taiwan dan China daratan diperintah secara terpisah sejak keduanya berpisah karena perang saudara pada 1949. Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak yang harus dipersatukan kembali dengan China daratan, kalau perlu dengan paksa.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement