Jumat 30 Jun 2023 13:08 WIB

Ibu Korban Penembakan Prancis yakin Anaknya Dibunuh karena Ras

Mounia mengatakan polisi itu melihat wajah seorang Arab dan ingin mengambil nyawanya

Red: Esthi Maharani
Kerusuhan terjadi di Prancis setelah remaja bernama Nahel ditembak mati oleh polisi pada Selasa (27/6/2023) di daerah pinggiran Paris, Nanterre, setelah dia melanggar undang-undang lalu lintas
Foto: AP
Kerusuhan terjadi di Prancis setelah remaja bernama Nahel ditembak mati oleh polisi pada Selasa (27/6/2023) di daerah pinggiran Paris, Nanterre, setelah dia melanggar undang-undang lalu lintas

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Ibu dari seorang remaja berusia 17 tahun bernama Nahel, yang ditembak oleh polisi Prancis, pada Kamis (29/6/2023) mengatakan bahwa dia yakin rasialisme menjadi motif kematian putranya.

Dalam wawancara yang disiarkan pada saluran TV France 5, ibu Nahel, Mounia, mengatakan bahwa petugas polisi itu "melihat wajah seorang Arab, seorang anak kecil", dan "ingin mengambil nyawanya".

Baca Juga

Mounia mengatakan dia tidak berniat menyalahkan seluruh institusi penegak hukum, dia hanya menuntut seorang petugas polisi yang membunuh putranya.

"Saya tidak menyalahkan (institusi) polisi. Saya menyalahkan satu orang: orang yang merenggut nyawa anak saya," katanya.