Jumat 30 Jun 2023 17:10 WIB
Inspira

Tebakan dan Gambar

Keluarga dibangun atas dasar 70 persen berbicara.

Erik Hadi Saputra
Foto: dokpri
Erik Hadi Saputra

Oleh : Erik Hadi Saputra*

REPUBLIKA.CO.ID, Pembaca yang kreatif, putri pertama kami Khayla Shadrina bertanya kepada saya dan istri tentang 13 pertanyaan mengenai dirinya. Pertanyaan random itu terkait karakter, hobi, kesukaan, musik, teman, dan sesuatu yang melekat dengannya. 

Istri saya bisa menjawab 11 pertanyaan benar dan hanya salah dua versi Khayla. Sampailah giliran saya di ruangan berbeda. Tiba-tiba saja Khayla bertanya tanpa memberi intro terlebih dahulu. 

Acaknya pertanyaan yang diajukan membuat saya agak sedikit kelabakan, namun saya tetap tenang dan percaya diri. Hasilnya adalah dengan mantap Khayla menyampaikan bahwa saya menjawab salah sembilan pertanyaan. 

Artinya saya hanya bisa benar empat jawaban, hehe. Saya bisa melihat ekspresi senangnya ketika bundanya memiliki jawaban benar lebih banyak dari saya. 

Namun dari satu jawaban benar saya adalah mengenai satu pertanyaan nama bias dirinya (kalau Generasi X mengartikannya sebagai nama udara). Khayla memberikan respons "ternyata update juga ya.." sewaktu saya menjawab tepat. Saya pun langsung tersenyum. "Dalam hati, alhamdulillah khusus itu benar.."

Pembaca yang kreatif, mengapa anak sekarang (Generasi Z) dengan kreativitasnya langsung memiliki ide seperti itu? Apa yang diharapkannya dengan pertanyaan-pertanyaan tadi bisa jadi dia ingin mengetahui seberapa mengerti orang tua tentang diri mereka. 

Hal ini diperkuat ketika suatu waktu saya meminta satu tim Karang Taruna maju ke depan untuk mempresentasikan rencana aksi mereka. Pelatihan yang dilaksanakan oleh BNN Kabupaten Sleman itu meminta saya memperkuat kemampuan public speaking peserta dan menggali rencana aksi mereka. Kegiatan itu diikuti berbagai unsur masyarakat. Selain mereka hadir juga sekelompok pengurus PKK, Linmas, dan Posyandu. 

Di hadapan orang tua ini, salah satu peserta menyampaikan pendapatnya "Tolong orang tua anaknya diperhatikan, ditanya aktivitasnya, memiliki agenda apa, bagaimana keadaannya, apa yang disukainya, dan siapa saja temannya. Jangan hanya diam atau bertanya sekedarnya saja, dan cuek dengan segala aktivitas mereka (terserah)."

Mendengar itu saya pun bertanya, "Apakah kakak juga jarang ditanya aktivitasnya oleh orang tua? Dia pun memberikan jawaban "Iya benar, jarang sekali ditanya tentang apa pun" hehe. Audiens pun mengangguk. Benarlah hal yang pernah dikatakan psikolog ternama Hj Elly Risman bahwa keluarga dibangun atas dasar 70 persen berbicara. 

Pembaca yang kreatif, istri sering mengingatkan saya mengenai keberadaan saya ketika kami sedang berkumpul dan berbicara. Saya hadir di situ namun seolah tidak ada. Saya sibuk dengan gawai yang terus menyala. Pesan di media sosial yang tidak berhenti. Konsentrasi saya terfokus dengan pesan-pesan dan informasi serta pertanyaan yang masuk. Menambah lupa ketika begitu banyaknya yang memberi respons. 

Putri kami yang kedua Khalisa Syakira sangat suka menggambar. Goresan tinta dapat ditarik menjadi garis dan bentuk yang diinginkannya dengan sangat cepat. Khalisa pernah menunjukkan gambarnya hari itu kepada saya. 

Semua karakter anggota keluarga (istri, kakak dan adiknya Khaileena Shabira juga ada). Bahkan keponakan istri juga tergambar disitu dikarenakan sering main ke rumah. 

Nah, saya bertanya, ayah di mana kak? Dengan entengnya khalisa mengatakan bahwa ayah sering di luar bersama teman-teman ayah, hehe. Dia sudah bisa mengekspresikan protes halusnya dengan gambar yang dia buat. 

Satu hal lagi ketika saya mau ada aktivitas di luar kota. Khalisa pernah menangis dan meminta saya menunggunya. Dia mengambil secarik kertas HVS. Di depan pintu dengan pulpen dan goresan sangat cepat dia menggambarkan dua orang. Ada tulisan ayah dan khalisa serta ada tanda love di tengahnya. 

Dia minta saya menyimpannya di dalam saku jas dan tidak boleh dibuang. Sampai sekarang saya masih simpan dan suatu ketika mengambil rapor kenaikan kelas, saya menunjukkan kepada Bu Tasya (wali kelasnya). 

Bu Tasya di sekolah banyak membimbingnya dari tidak mengenal huruf sampai bisa membuat surat yang inspiratif. Surat yang berisi ungkapan terima kasih untuk gurunya yang sudah membersamainya di kelas satu. Sehat dan teruslah terinspirasi.

 

*) Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan  Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement