REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Hari Raya Idul Adha identik dengan berkurban dengan kambing atau pun sapi. Berbagai olahan daging dapat dibuat dan yang paling umum adalah dengan dijadikan sate.
Ahli Gizi rumah sakit umum daerah (RSUD) Kota Tangerang, Banten, Lia Efritanurika, mengatakan, menyatap daging kurban dengan olahan apapun boleh saja sebagai sumber protein hewani. Kendati demikian, menyatap daging saja belum memenuhi gizi yang baik dan seimbang. Artinya, tetap harus ditambahkan dengan protein nabati dalam satu piring atau satu porsi makan daging kurban.
"Dalam satu piring atau satu porsi ketika menyantap daging kurban pastikan ada protein nabati untuk menyeimbangkan gizi. Contohnya, tahu, tempe, dan tumis sayur atau olah daging menjadi sop dengan tambahan wortel, tomat, dan sayur-sayur lainnya," ujar Lia, Jumat (30/6/2023).
Ia melanjutkan, selain melengkapi dengan sayur mayur pastikan saat mengolah daging tidak menggunakan santan, minyak, atau margarin secara berlebih. Pastikan juga membuang bagian lemak pada daging untuk mengurangi konsumsi lemak berlebih pada tubuh. Usahakan untuk menggunakan bagian daging yang hanya daging merah saja tanpa ada lemak atau hanya sedikit lemak.
"Sebab itu semua akan menambahkan lemak pada daging. Gunakan santan, minyak, atau pun margarin secukupnya," ujar Eli.
Dia berharap, masyarakat dapat mengolah daging kurban dengan bijak dan peduli dengan asupan gizi yang seimbang ketika menyantapnya. Pastikan apa yang kita konsumsi tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga bergizi dan bermanfaat untuk tubuh kita agar tetap bisa beraktivitas dengan maksimal.
"Jangan lupa juga untuk tetap mengonsumsi buah-buahan, minum air putih cukup, dan berolahraga," ujar Eli.