REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut, rakyat tidak suka dengan narasi politik yang kasar dan saling menjatuhkan tokoh. Termasuk narasi politik memecah belah yang dilontarkan akun pendengung atau buzzer di media sosial (medsos).
Menteri Pertahanan RI itu menjelaskan, langkah dirinya masuk ke kabinet Pemerintahan Presiden Jokowi, yang merupakan lawan politiknya dalam Pilpres 2014 dan 2019, merupakan upaya rekonsiliasi. Sebuah upaya menyatukan kembali rakyat untuk membangun Indonesia.
Namun, lanjut dia, keberadaan buzzer politik ternyata terus membuat polarisasi atau keterbelahan masyarakat dengan menyebarkan konten-konten yang menjelek-jelekkan tokoh politik tertentu. Padahal, kata Prabowo, politik Indonesia harus dilakukan dengan bijaksana, cerdas, dan penuh kesadaran.
"Menghujat dan menghardik itu menurut saya tidak produktif. Rakyat tidak suka pemimpin yang saling mengejek dan mengekang," kata Prabowo lewat keterangan tertulisnya, Jumat (30/6), yang mengutip wawancara sang jenderal dengan jurnalis Najwa Shihab.