REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Timwas Haji DPR Mufti Anam meminta, Pemerintah agar segera fokus melakukan rehidrasi terhadap ribuan jamaah haji RI yang sempat terlantar di Muzdalifah. Karena keterlambatan penjemputan itu, banyak dari jamaah haji mengalami kehausan karena suplai konsumsi terlambat.
"Saat ini cuaca di sini memang sangat terik, berkisar 43-44 derajat Celcius. Tentu ini sangat berpengaruh ke kondisi jemaah. Perlu segera dilakukan penanganan, termasuk dari sisi kesehatan untuk mengembalikan kondisi tubuh jamaah," ujar Mufti Anam, baru-baru ini yang dikutip di Jakarta, Jumat (30/6/2023).
Imbas kejadian tersebut, Politisi F- PDI Perjuangan ini mendukung, agar Kementerian Agama melakukan evaluasi untuk penyempurnaan pelayanan ke depan, agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi. Termasuk kecepatan dan keefektifan dalam mengangkut jemaah di tengah situasi yang begitu padat.
"Sampai sekarang pukul 15.25 masih ada jamaah terlantar di Mudzalifah kloter Sub 16. KBIH Jabal Nur karena tidak ada bus juga tidak dapat makan dan minum. Puluhan pingsan dan sudah saya telepon dirjen PHU, lagi mau diatasin," ucapnya.
Legislator Dapil Jatim II ini mengatakan, dari pengaduan yang diterima dari para jemaah haji, banyak di antara mereka yang mengalami haus berlebihan. Tubuh jamaah juga lemas karena telatnya asupan makanan dan minuman.
"Proses rehidrasi harus segera dilakukan dengan meminum cairan, meminum air putih. Termasuk dengan cairan yang mengandung elektrolit baik untuk mengganti cairan yang hilang," ujar Mufti.
Selain itu, Mufti juga meminta tim medis menambah kekuatan untuk menangani kasus ribuan jamaah kehausan, lapar, dan kepanasan. Berbagai kesiapan harus dilakukan tim medis.
"Tim medis harus standby bersiap dengan kekuatan yang mungkin bisa ditambah, baik secara personil maupun alatnya. Pertolongan pertama harus dilakukan dengan baik, set infus dan sebagainya dijalankan dengan baik untuk meminimalisasi perburukan kondisi jemaah yang kehausan dan kepanasan," pungkasnya.