Sabtu 01 Jul 2023 08:54 WIB

Erick Targetkan 50 Persen BUMN Masuk Fortune 500 

Erick ingin lebih banyak BUMN jadi pemain global.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri BUMN Erick Thohir meresmikan kantor bersama BUMN Hong Kong di Far East Finance Center, Hong Kong, Jumat (30/6/2023).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Menteri BUMN Erick Thohir meresmikan kantor bersama BUMN Hong Kong di Far East Finance Center, Hong Kong, Jumat (30/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin lebih banyak perusahaan pelat merah yang menjadi pemain global. Erick mengatakan jumlah BUMN yang memiliki status perusahaan global masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan perusahaan milik negara lain.

"Perusahaan China ada 90 yang masuk Fortune 500, 40-nya itu BUMN-nya (China). (BUMN Indonesia) hari ini kalau tidak salah baru tujuh seperti BNI, BRI, Mandiri, Telkom, dan Pertamina," ujar Erick usai peresmian kantor bersama BUMN atau Indonesia Inc di Far East Finance Center, Hong Kong, Jumat (30/6/2023).

Baca Juga

Erick mengatakan, perlu kerja keras dan kolaborasi dalam meningkatkan daya saing di pasar global. Erick berharap kehadiran Indonesia Incorporated (Inc) dengan menyediakan kantor bersama di Hong Kong dapat menjadi terobosan dalam meningkatkan status BUMN. 

"Kalau mau global player, kalau bisa 15-20 (BUMN masuk Fortune 500), tinggal bagaimana kita mendorong mereka menjadi pemain global," ucap pria kelahiran Jakarta tersebut. 

Erick menyebut banyak BUMN yang punya prospek dan potensi bisnis untuk merambah pasar internasional. Erick mengatakan sejumlah BUMN yang berpotensi besar masuk dalam Fortune 500 ialah MIND ID, PLN, atau perusahaan-perusahaan yang berada di dalam holding BUMN pariwisata dan pendukung atau InJourney, seperti PT Angkasa Pura I dan II.

"Itu punya potensi, ya kita dorong, (perampingan BUMN) dari 108 menjadi 41, nanti 2034 menjadi 30, masa 50 persen tidak bisa (masuk Fortune 500)," kata Erick. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement