Sabtu 01 Jul 2023 09:33 WIB

Pesantren di Tasikmalaya Berbagi Kurban Sekaligus Kampanye Ramah Lingkungan

Pesantren Laskar Langit mengajak warga mengurangi penggunaan kantong plastik.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Sejumlah santri dibantu warga membungkus daging kurban dengan daun jati dan tali bambu di Pesantren Laskar Langit, Desa Margaluyu, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (30/6/2023).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sejumlah santri dibantu warga membungkus daging kurban dengan daun jati dan tali bambu di Pesantren Laskar Langit, Desa Margaluyu, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (30/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Sejumlah santri bersama warga terlihat sibuk mengemas daging kurban di teras Pondok Pesantren (Ponpes) Laskar Langit, Kabupaten Tasikmalaya, selepas sholat Jumat (30/6/2023). Daging kurban itu dibungkus dengan daun jati dan diikat menggunakan tali bambu.

Ponpes yang berada di Kampung Jenal, Desa Margaluyu, Kecamatan Manonjaya, itu sengaja menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Melalui aksi “Episode Kurban Go Green with Pesantren Laskar Langit feat Sedekah Daging”, diharapkan dapat mengurangi sampah plastik pada momen Idul Adha.

Pimpinan Pesantren Laskar Langit Tasikmalaya, Ustadz Yadi Fiyana, mengatakan, pada Idul Adha 2023 ini ada tiga sapi dan empat domba yang dikurbankan. Daging kurban dibungkus dengan bahan-bahan ramah lingkungan.

“Dalam pembagian daging, kami melakukan kampanye go green karena kami memiliki program untuk melestarikan alam. Itu diaplikasikan dalam kurban,” kata Bang Jack, sapaan akrab Ustadz Yadi Fiyana. 

Sudah jamak pembagian daging kurban menggunakan kantong keresek. Pasalnya, penggunaan kantong keresek dianggap praktis dan murah. Namun, penggunaan kantong keresek yang berlebihan dapat membawa masalah.

Bang Jack mengatakan, kantong keresek menjadi isu sampah dunia karena tak dapat terurai dengan baik di alam. Setidaknya membutuhkan waktu sekitar 10-20 tahun untuk mengurai sampah kantong keresek.

Karena itu, Ponpes Laskar Langit Tasikmalaya mendorong pengemasan daging kurban tidak lagi menggunakan kantong keresek. “Kita kembali ke zaman dulu. Nenek moyang kita dulu kan pakai daun pisang atau daun jati,” kata dia.

Menurut Bang Jack, ide itu didapatkan saat melihat kuliner nasi jamblang khas Cirebon. Makanan itu nyatanya bisa dikemas menggunakan daun jati. Kebetulan, Pesantren Laskar Langit Tasikmalaya memiliki lahan yang ditanami pohon jati.

“Jadi, kita bungkus dengan daun jati. Insyaallah, daun jatinya itu steril karena di sini jauh dari polusi. Insyaallah, dagingnya juga lebih sehat karena tidak ada penguapan seperti pakai plastik,” ujar Bang Jack.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement