Sabtu 01 Jul 2023 10:58 WIB

Prabowo: Insya Allah Saya akan Menang

Jika menang Pilpres, Prabowo janji akan mengajak semua unsur masuk di pemerintahan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Prabowo Subianto hadiri Harlah PMII ke 63 di Benteng Vastenburg, Jumat (23/6/2023).
Foto: Republika/Muhammad Noor Alfian C
Prabowo Subianto hadiri Harlah PMII ke 63 di Benteng Vastenburg, Jumat (23/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memastikan diri maju untuk berkontestasi dalam pemilih presiden pada tahun depan. 

Jika ditakdirkan terpilih sebagai Presiden RI, Prabowo mengaku akan mencoba merangkul semua elemen-elemen yang ada. Ia merasa, langkah itu penting dilakukan demi membangun bangsa dan meraih kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Baca Juga

Menurut Prabowo, kontestasi politik bukan alasan bagi petinggi-petinggi negeri ini untuk saling menghardik. "Kalau saya menang, insya Allah saya menang, saya akan mengajak semua unsur masuk dalam pemerintahan. Kita harus bersatu membangun negeri ini, itu keyakinan saya," kata Prabowo dalam keterangannnya, Jumat (6/6/2023). 

Sebelumnya Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby menjelaskan bahwa bakal calon presiden (capres) Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto semakin dikuatkan dengan hasil survei LSI yang menyatakan bahwa mayoritas publik tak setuju dengan pemimpin diasosiasikan sebagai petugas partai. Pemimpin petugas partai itu diasosikan kepada Ganjar Pranowo. 

"Populasi di Indonesia memang lebih setuju kalau presiden Republik Indonesia ke depan adalah mereka yang lebih independen atau yang lebih mandiri mengambil keputusan, dibanding mereka yang berstatus sebagai petugas partai," ujar Adjie, Jumat (30/6/2023).

Ganjar yang diasosiasikan sebagai petugas partai semakin terlihat ketika ia menjadi salah satu sosok yang menolak kehadiran tim nasional Israel dalam perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Penolakan tersebut berujung pada gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah gelaran tersebut.

Padahal, Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 sangat dinantikan masyarakat dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Karena, perhelatan tersebut dapat menjadi salah satu legacy atau warisan Jokowi jelang berakhirnya masa kepemimpinannya pada 2024.

"Dengan Pak Ganjar yang di-branding sebagai petugas partai, ini kemudian memunculkan persepsi bahwa Pak Ganjar merupakan tokoh yang dikendalikan atau dikontrol oleh ketua umum partainya dalam hal ini Ibu Megawati, dibanding Pak Jokowi," ujar Adjie.

"Jadi asosiasi Ganjar terhadap Ibu Mega itu lebih kuat dibanding asosiasi Ganjar terhadap Pak Jokowi," sambungnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement