REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pembangunan Monumen Plaza Bung Karno dengan tinggi sekitar 22,3 meter di Taman Saparua, Kota Bandung, di apresiasi banyak pihak. Salah satunya, Wakil Ketua DPRD Jabar, Ineu Purwadewi Sundari, monumen Bung Karno ini menggambarkan penghargaan terhadap jasa pahlawan kemerdekaan.
"Apalagi kan memang monumennya direncanakan tertinggi di Indonesia. Walaupun sebenarnya, kalau kita bandingkan dengan jasa dan pengorbanan perjuangan untuk kemerdekaan bangsa ini tentu tak sebanding ya," ujar Ineu kepada Republika, Sabtu (1/7/2023).
Namun, kata dia, monumen Bung Karno ini sangat penting agar semua generasi bisa mengetahui sejarah kemerdakaan bangsa ini. Yakni, diawali dengan perjuangan Bung Karno di Bandung.
Bung Karno, kata Ineu, memulai perjuangannya bermula dari berbagi peristiwa mulia di Bandung. Yakni, sejak beliau sekolah di Bandung sampai mengalami proses kehidupan seperti jatuh cinta.
"Jadi, pas kalau monumennya ada di Bandung, kan perjuangannya dimulai di Bandung," katanya.
Makanya, kata dia, patung Bung Karno yang dibangun di Taman Saparua tersebut membawa sebuah buku. Karena menggambarkan Soekarno muda saat masuk ke ITB di usia 20 tahun.
"Monumen itu menggambarkan awal mula perjuangan beliau ketika memulai perjuangan bersama kawan-kawannya untuk memerdekakan bangsa ini. Kan pemikiran, ide, gagasan itu bermula dari Bandung," katanya.
Ineu berharap, dengan adanya monumen Bung Karno ini semua warga Bandung dan Jabar tidak akan meninggalkan sejarah yang ada. Tapi ini harus diketahui oleh semua khalayak.
"Saya sangat mengapresiasi, apalagi kan Monumen Bung Karno ini anggaran pembangunannya murni dari pihak ketiga. Karena kan kondisi saat ini anggaran kita juga lagi persiapan pemilu harus mengejar ketinggalan," paparnya.
Sebelumnya, Monumen Plaza Bung Karno dengan tinggi sekitar 22,3 meter mulai dibangun di Taman Saparua, Kota Bandung. Monumen Bung Karno ini, menjadi monumen paling tinggi di Indonesia.
Kegiatan peletakan batu pertama monumen itu turut dihadiri oleh sejumlah tokoh. Di antaranya, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, dan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.
Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, monumen Bung Karno dibangun di Bandung dengan didasarkan aspirasi dari masyarakat. Oleh karena itu, biaya pembangunannya pun berasal dari dana gotong royong masyarakat yang angkanya mencapai Rp 15 miliar.
"Pembiayaannya pun datang dari masyarakat, total pembiayaannya Rp 15 miliar hasil gotong royong masyarakat dan pengusaha yang mencintai Bung Karno dan tentu kami fasilitasi," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil pada Rabu (28/6).
Emil mengatakan, monumen diputuskan dibangun di Taman Saparua. Karena, letaknya yang dinilai strategis dan dikelilingi oleh sejumlah nama pulau di Indonesia yang dijadikan nama jalan seperti Jalan Jawa, Jalan Bali, Jalan Bali, hingga Jalan Kalimantan.
"Kenapa tempatnya di sini? Karena di sini kawasan Nusantaranya Jabar," katanya.
Emil menargetkan, pembangunan monumen itu bakal rampung dalam tiga atau empat bulan ke depan. Emil pun berharap, kegiatan persemian monumen nanti dapat dihadiri langsung oleh Megawati Soekarnoputri.