Sabtu 01 Jul 2023 15:14 WIB

Pengamat Nilai Ganjar Sudah Dua Kali Offside

Pj Heru bukan bawahan Ganjar Pranowo, sehingga offside mengurusi masalah Jakarta.

Rep: Febryan A/ Red: Erik Purnama Putra
Bakal calon presiden (bacapres) PDIP, Ganjar Pranowo.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Bakal calon presiden (bacapres) PDIP, Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Citra Institute, Efriza, menyoroti aksi capres PDIP, Ganjar Pranowo menelepon Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk menyampaikan keluhan warga Ibu Kota. Dia menilai, aksi tersebut merupakan kali kedua gubernur Jawa Tengah itu melakukan tindakan yang melampaui kewenangannya alias offside.

"Lagi-lagi Ganjar offside dalam memahami hierarki pemerintahan dan prosedur maupun etika dalam pemerintahan baik secara aturan maupun tidak tertulis. Untuk kedua kalinya Ganjar sebagai eksekutif daerah, tapi bersikap berlebihan," kata Efriza kepada Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (1/7/2023).

Efriza menuturkan, Ganjar offside pertama kali ketika secara terbuka menyatakan menolak gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia karena keikutsertaan Tim Nasional Israel. Ganjar sebagai kepala daerah tidak mematuhi kebijakan Presiden Jokowi untuk menggelar turnamen sepak bola tersebut.

Seolah tak kapok, lanjut dia, Ganjar kini bertindak melampaui kewenangannya ketika menelepon Pj Gubernur DKI Jakarta Heru menyampaikan keluhan warga. Padahal, Ganjar dan Heru sama kepala eksekutif pemerintahan provinsi. Posisi keduanya sejajar, bukan atasan dan bawahan.

"Ganjar sebaiknya urus masalah di Jawa Tengah saja yang memang wilayahnya (sebagai gubernur)," ujar dosen Ilmu Pemerintahan di Universitas Sutomo, Serang, Banten itu.

Menurut dia, tindakan Ganjar itu mempertontonkan ketidaksopanannya terhadap Pj Gubernur DKI Heru. Ganjar juga terkesan ingin menunjukkan dirinya punya kuasa. "Padahal Ganjar baru sekadar capres dan belum tentu terpilih. Andai terpilih, ia juga harus menunggu sampai benar-benar kekuasaan dan kewenangannya sah pascapelantikan," kata Efriza.

Dia menambahkan, aksi Ganjar menelepon Heru itu yang mungkin ditujukan untuk meraih simpati publik dan menaikkan elektabilitasnya, tapi dia tidak paham bahwa dirinya masih gubernur. "Jadi apa yang dilakukan Ganjar malah menunjukkan adanya sifat dirinya yang arogan dengan mengabaikan etika, dan norma," ucap Efriza.

Perkara itu bermula ketika capres PDIP Ganjar Pranowo menemui masyarakat di Pasar Anyar Bahari, Tanjung Priok pada Sabtu (24/6/2023) dan Pademangan, Jakarta Utara pada Ahad (25/6/2023). Warga menyampaikan keluhan kepada Ganjar soal ketersediaan air bersih.

Merespons keluhan tersebut, Ganjar langsung menelepon Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Joko Agus Setyono. Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak menampik anggapan bahwa Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah telah memosisikan diri lebih tinggi daripada Pj Heru.

Menurutnya, Ganjar menelepon Heru karena saling kenal.  "Pak Ganjar menelepon (Pj Heru) karena kenal, bukan memaksa," kata Gilbert yang merupakan Kepala Badiklatda PDIP DKI Gilbert itu kepada Republika.co.id, Sabtu (1/7/2023).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement