Sabtu 01 Jul 2023 16:10 WIB

Kerasnya Kerja Petugas Kebersihan Haji di Bawah Terik Matahari

Puluhan ribu petugas disiagakan untuk menjaga kebersihan di area ibadah haji.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Pasukan kebersihan berbaju hijau dikerahkan di jamarat, untuk menjaga kebersihan di lokasi tempat melontar jumrah di Mina, Senin (12/9). (Republika/ Amin Madani)
Foto: Republika/ Amin Madani
Pasukan kebersihan berbaju hijau dikerahkan di jamarat, untuk menjaga kebersihan di lokasi tempat melontar jumrah di Mina, Senin (12/9). (Republika/ Amin Madani)

REPUBLIKA.CO.ID,MINA -- Pelaksanaan haji 2023 dengan jumlah keseluruhan jamaah berjumlah 1,8 juta orang, membutuhkan puluhan ribu petugas kebersihan, petugas medis, petugas keamanan, dan petugas lainnya.

Di bawah sengatan terik matahari, petugas kebersihan yang dikontrak dengan pakaian terusan berwarna hijau limau mengulurkan kantong plastik untuk mengambil botol air kosong bekas jamaah. Saat haji berakhir pada hari Jumat (30/6/2023) waktu setempat, para petugas tersebut akan memulai upaya pembersihan besar-besaran selama sepekan.

Baca Juga

Bagi para petugas kebersihan yang berprofesi sebagai TKI, ini merupakan sumber pendapatan yang sangat dibutuhkan. Namun tahun ini sangat berat, karena suhu secara teratur berkisar sekitar 45 derajat Celcius selama ziarah lima hari, yang sebagian besar diadakan di luar ruangan dengan sedikit tempat teduh.

"Pekerjaan ini tidak mudah," kata seorang pemungut sampah berusia 26 tahun sambil beristirahat sejenak untuk memercikkan air ke wajahnya sebelum bergegas kembali ke posisinya saat gelombang jamaah lainnya mendekat. "Panasnya terlalu terik," tambahnya, dilansir ABC News, Sabtu (1/7/2023).

Dia termasuk di antara enam petugas kebersihan asal Bangladesh yang berbicara kepada The Associated Press. Mereka mengatakan dibayar 600 riyal Saudi (sekitar 160 dolar AS) sebulan. Mereka bekerja shift 12 jam selama beberapa pekan selama musim haji, tanpa hari libur, sebelum kembali ke pekerjaan kebersihan lainnya di sekitar kerajaan.

Haji berakhir pada hari Jumat (30/6/2023), saat para peziarah mengelilingi Ka'bah untuk terakhir kalinya dan kemudian berangkat dari kota suci. Haji merupakan sumber kebanggaan dan legitimasi yang sangat besar bagi keluarga kerajaan Saudi, yang berfungsi sebagai penjaga situs-situs paling suci Islam dan menginvestasikan miliaran dolar untuk menyelenggarakan ziarah tahunan, salah satu pertemuan keagamaan terbesar di dunia.

Adapun untuk petugas kebersihan, ini juga merupakan pekerjaan, dan tahun ini merupakan pekerjaan yang sangat sulit. Matahari menyinari ruang terbuka dan jalan, dan memantulkan cahaya yang menyilaukan dari marmer putih tempat suci. Pada hari-hari tertentu hampir tidak ada angin sepoi-sepoi, sementara pada hari-hari lain angin panas membawa hembusan pasir. Ponsel kepanasan dan mati dalam beberapa menit.

Kementerian Kesehatan Saudi mengatakan lebih dari 8.400 jemaah dirawat karena kelelahan panas atau serangan panas, dengan hampir setengah dari mereka dirawat di rumah sakit.

Mehwish Batool, jamaah haji berusia 29 tahun dari Pakistan yang melakukan ziarah pertamanya, mengatakan dia harus menggunakan botol semprot agar tidak pusing. "Tidak ada apa-apa di sini, hanya ada matahari tepat di atas kami. Saya suka pengalamannya, tapi bagian terburuknya adalah panasnya. Dan tidak ada yang melindungi kita," ujarnya.

Para peziarah membawa payung dan botol semprot, menyiram diri dengan air dan dengan penuh syukur menerima minuman gratis yang dibagikan di sepanjang rute antar tempat suci. Kemudian mereka melemparkan botol-botol itu ke dalam kantong yang dipegang para pekerja, atau ke tanah untuk dikumpulkan nanti.

Usama Zaytoun, juru bicara kotamadya Makkah, mengatakan total ada 14 ribu pekerja yang dikontrak dari perusahaan swasta untuk membersihkan selama dan setelah haji. Dia menolak mengomentari gaji atau kondisi kerja mereka, tetapi mengatakan tidak ada laporan masalah kesehatan di antara para pekerja tahun ini.

Dia mengatakan butuh waktu sekitar seminggu untuk membersihkan setelah ziarah. Pekerja kota mengumpulkan limbah dan memasukkannya ke 1.200 pemadat industri sebelum mengirimnya untuk diproses. Mereka menyemprot jalanan, perkemahan dan jembatan di dalam dan sekitar Mekkah dengan disinfektan dan pestisida, yang menurut Zaytoun dirancang untuk melindungi lingkungan dan mencegah penyebaran penyakit.

Salah seorang peziarah berusia 40 tahun asal India, Sheikh Dawood adalah salah satu dari beberapa peziarah yang terlihat memberikan uang kepada para pekerja untuk menghormati Idul Adha. Peziarah lainnya menawarkan air pembersih atau semprotan untuk menyegarkan mereka.

"Mereka melakukan pekerjaan dengan baik. Pelayanan mereka sangat baik. Kita tidak bisa mengatakannya dengan kata-kata. Jadi harus ada dukungan untuk mereka. Mereka akan lebih diberkahi oleh Tuhan karena bekerja dalam cuaca panas," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement