REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi telah berpartisipasi dalam Female Foreign Ministers’ Meeting pertama yang digelar di Ulaanbaatar, Mongolia, pada Jumat (29/6/2023) lalu. Dia pun menjadi salah satu pembicara pada sesi “Perempuan dalam Memajukan Perdamaian dan Keamanan” atau biasa disebut dengan istilah “Women, Peace, and Security (WPS)”.
Selain Retno, pembicara lain pada sesi tersebut adalah menlu Jerman, Prancis, Afrika Selatan, dan Mongolia. Terdapat empat usulan kerja sama yang didorong Retno untuk memajukan agenda WPS. Pertama adalah meningkatkan partisipasi perempuan dalam preventive diplomacy, proses perdamaian, dan resolusi konflik.
“Saya sampaikan bahwa Indonesia telah menginisiasi pembentukan Southeast Asia Network of Women Peace Negotiators and Mediators pada tahun 2019. Network ini adalah network yang pertama dan satu-satunya di kawasan Asia Tenggara dan network ini telah jadi bagian dari Global Alliance of Regional Women Mediator Network,” kata Retno dalam keterangan persnya, Sabtu (1/7/2023).
Merespons hal tersebut, Retno mengungkapkan, Organization for Security Cooperation in Europe (OSCE) telah menyambut baik dan menawarkan kerja sama untuk meningkatkan pelatihan serta jejaring kerja untuk para negosiator dan mediator.