REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) mengutuk dan memprotes keras aksi pembakaran Alquran yang dilakukan oleh seorang pemuda ateis, Salwan Momika di Swedia pada Hari Raya Idul Adha 1444 H. ICMI pun meminta negara-negara di Barat untuk mencontoh Indonesia dalam mengekspresikan kebebasan berpendapat dan toleransi beragama.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum ICMI, Andi Anzhar Cakra Wijaya. Menurut dia, kebebasan berpendapat dan berekspresi yang dilakukan pemuda asal Irak itu sangat kelewat batas dan telah membuat luka umat Islam.
Aksi membakar kitab suci Alquran yang dilakukan Salwan Momika, katanya, sama saja tidak menghargai keyakinan umat Islam. "Kami mengutuk keras aksi pembakaran Alquran di Swedia tersebut. Boleh berekspresi dan berpendapat. Tapi, harus tetap menghargai keyakinan masing-masing umat beragama," ujar Andi dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (1/7/2023).
Waketum ICMI bidang politik, hubungan internasional, hukum dan HAM itu mengatakan, dunia Barat dapat mencontoh Indonesia dalam hal keberagaman dan berekspresi atau berpendapat. "Indonesia dapat menjadi contoh (dunia Barat) karena menjadi negara yang damai dan rukun meski beragam agama dan suku," ucap Andi Anzhar.
Meski beragam agama dan suku, lanjut dia, Indonesia tetap mengedepankan rasa saling menghormati dan menghargai. "Bersatu dalam keragaman (unity in diversity), Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda, tapi tetap satu)," kata Andi Anzhar.
Sebagai wadah para intelektual Islam, ICMI pun sangat tergugah dan menyayangkan insiden pembakaran kitab suci Alquran tersebut. Menurut dia, aksi tersebut merusak toleransi umat beragama di dunia. "Sudah pasti, ICMI dan umat Islam Indonesia sangat menyayangkan dan mengecam keras aksi yang merusak toleransi beragama itu," jelas Andi Anzhar.
Dengan adanya aksi pembakaran Alquran di Swedia itu, pihaknya juga meminta ketegasan sikap Pemerintah Republik Indonesia demi kerukunan umat beragama. "Sikap tegas pemerintah sangat diharapkan oleh umat muslim di Indonesia agar kerukunan umat beragama tetap terjaga," kata pria yang pernah menjadi Presiden Komisi Hukum Kemanusiaan Internasional di Badan Kerjasama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI itu.
Dia pun berharap, aksi serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. "Ke depan, kita berharap, tidak ada lagi aksi-aksi serupa yang melukai hati umat Islam di penjuru dunia," ucap Andi Anzhar.
Saat momen Idul Adha pada Rabu (28/6/2023) kemarin, aksi pembakaran Alquran kembali terjadi di Swedia. Kali ini, aksi brutal yang menodai kitab suci umat Islam itu dilakukan oleh seorang warga Irak bernama Salwan Momik. Dalam aksinya, pemuda itu merobek beberapa halaman salinan Alquran dan membakarnya dengan tujuan mengkritik Islam. Ia pun memperkenalkan diri sebagai ateis sekuler di media sosial.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) telah mengecam dan memprotes keras aksi provokatif pembakaran Alquran di depan Masjid Raya Sodermalm, Stockholm, Swedia, saat Hari Raya Idul Adha 1444 H tersebut.
"Tindakan ini sangat mencederai perasaan umat Muslim dan tidak bisa dibenarkan,” kata Kementerian Luar Negeri RI melalui Twitter, Kamis (29/6/2023) kemarin.