REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Ada sebanyak 129 jamaah haji lanjut usia (lansia) dan berkebutuhan khusus yang tidak mampu melakukan wukuf secara mandiri. Mereka juga di luar kriteria yang disafariwukufkan oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Mereka yang tidak mampu melakukan wukuf di padang Arafah secara mandiri, awalnya merasa sedih karena ditinggal jamaah haji lain yang melaksanakan wukuf di Arafah. Beruntung Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) membantu 129 jamaah haji untuk safari wukuf.
Salmah (54 tahun) jamaah haji dari Banjarmasin sedang duduk di dalam bis ramah lansia. Salamah hendak dipulangkan ke hotel setelah melakukan safari wukuf dan prosesi ibadah haji lainnya yang dibadalkan.
"Kakinya sakit tidak bisa berjalan, tapi senang setelah ikut safari wukuf," kata Salmah saat ditemui Republika di dalam bis ramah lansia di Makkah, Sabtu (1/7/2023).
Jamaah haji lainnya asal Sumatera Selatan, Zaenal Arifin Komar yang berusia 91 tahun juga mengatakan bersyukur bisa ikut safari wukuf.
"Bersyukur bisa safari wukuf," ujar Zaenal yang duduk di bangku depan bis ramah lansia.
Kepala Bidang (Kabid) Layanan Lansia pada PPIH Arab Saudi, Slamet, mengatakan, sebanyak 129 jamaah haji lansia dan berkebutuhan khusus telah menjalani program safari wukuf. Kini mereka kembali ke hotelnya masing-masing. Mereka akan bergabung lagi dengan jamaah haji dalam kelompok terbangnya (kloter) masing-masing.
Selama fase puncak haji, para jamaah lansia dan berkebutuhan khusus yang disafariwukufkan ini tinggal di lima hotel pada empat wilayah. Yaitu Syisyah, Jarwal, Misfalah, dan Raudhah. Mereka mendapat pendampingan dari dokter dan perawat yang tergabung dalam tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), tim pembimbing ibadah, dan petugas layanan lansia.
"Alhamdulillah, hari ini kita kembalikan jamaah lansia dan berkebutuhan khusus yang mengikuti safari wukuf ke hotel mereka masing-masing. Total ada 129 jamaah," kata Slamet usai melepas keberangkatan bis ramah lansia yang membawa jamaah lansia dan berkebutuhan khusus di Syisah, Makkah, Sabtu (1/7/2023).
Slamet mengatakan, mereka sudah menjalani safari wukuf dan lontar jumrah sudah diwakilkan atau dibadalkan. Mengenai tawaf ifadahnya akan diselesaikan oleh petugas kloter masing-masing.
Menurut Slamet, peserta safari wukuf lansia dan berkebutuhan khusus ini adalah jamaah haji dengan kondisi kesehatan yang perlu perhatian khusus. Mereka umumnya membutuhkan bantuan dalam memenuhi keperluan pribadi, mulai dari makan, mandi, dan lainnya.
“Di awal saat kami ambil untuk ditempatkan di hotel transit selama puncak haji, banyak di antara mereka yang depresi dan sulit berkomunikasi. Alhamdulillah, setelah proses perawatan, pemberian bimbingan ibadah, pendampingan layanan lansia, kita melihat sekarang saat akan kembali ke kloternya, mereka sudah bisa diajak komunikasi dan terus tersenyum," ujar Slamet.
Untuk tahap berikutnya, kata Slamet, jamaah haji yang disafariwukufkan ini sedang diupayakan untuk bisa lebih awal kembali ke Tanah Air (tanazul). Tahap ini dilakukan antara lain dalam rangka menjaga kondisi kesehatan mereka.
“Kami sedang upayakan, semoga nantinya mereka bisa menggunakan seat pesawat yang kosong,” kata Slamet menjelaskan.