Ahad 02 Jul 2023 21:51 WIB

Cina Minta Belanda tak Rusak Kerja Sama Bilateral di Industri Semikonduktor

Belanda mengumumkan larangan baru ekspor sejumlah perangkat semikonduktor ke Cina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Kementerian Perdagangan Cina mengatakan Cina mendesak Belanda untuk tidak merusak kerja sama bilateral di industri semikonduktor.
Foto: AP
Kementerian Perdagangan Cina mengatakan Cina mendesak Belanda untuk tidak merusak kerja sama bilateral di industri semikonduktor.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Perdagangan Cina mengatakan Cina mendesak Belanda untuk tidak merusak kerja sama bilateral di industri semikonduktor. Beijing juga meminta Den Haag tidak melanggar kontrol ekspor.

Pernyataan Ahad (2/7/2023) disampaikan saat merespon pernyataan media. Kementerian juga mengatakan dua negara sudah sering berkomunikasi di berbagai tingkatan mengenai topik ini.

Pada Jumat (30/6/2023) lalu pemerintah Belanda mengumumkan larangan baru ekspor sejumlah perangkat semikonduktor ke Cina. Meningkatkan upaya yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dalam menahan pasokan komponen teknologi canggih ke Cina.

Pada bulan Maret lalu pemerintah Belanda mengatakan berencana membatasi ekspor teknologi semikonduktor untuk melindungi keamanan nasionalnya. Pengumuman ini langkah konkret pertama Belanda dalam upaya untuk menahan industri cip dan memperlambat kemajuan teknologi Cina.

Pada Oktober lalu AS memberlakukan larangan ekspor alat produksi cip ke Cina. Namun langkah ini hanya bisa efektif bila pemasok kunci lainnya dari Belanda dan Jepang yang juga memproduksi teknologi pembuatan cip juga sepakat. Negara-negara sekutu sudah membahas masalah ini selama berbulan-bulan.

Pengumuman bulan Maret itu Menteri Perdagangan Belanda Liesje Schreinemacher sampaikan dalam suratnya ke parlemen. Ia mengatakan pembatasan akan diperkenalkan sebelum musim panas.

Ia tidak menyebut Cina yang merupakan mitra dagang penting Belanda, dalam suratnya. Schreinemacher juga tidak menyinggung ASML Holding NV, perusahaan teknologi terbesar Eropa dan pemasok besar pabrik-pabrik semikonduktor.

Ia hanya merujuk satu teknologi yang akan terdampak yaitu adalah sistem litografi "DUV". Mesin paling canggih kedua yang ASML jual ke pabrik-pabrik cip komputer.

"Atas pertimbangan keamanan nasional Belanda perlu mengawasi teknologi ini secepatnya, Kabinet akan memperkenalkan daftar pengendalian nasional," kata Schreinemacher, dalam suratnya

Dalam tanggapannya ASML mengatakan mereka sudah memperkirakan mengajukan izin untuk ekspor segmen tercanggihnya termasuk mesin DUV. Tapi hal itu tidak akan berdampak pada pedoman keuangan tahun 2023.

ASLM mendominasi pasar sistem litografi, mesin senilai jutaan dolar itu menggunakan laser kuat untuk memproduksi sirkuit cip komputer dalam hitungan menit.

Perusahaan itu memperkirakan penjualan ke Cina tetap 2,2 miliar euro pada tahun 2023. Hal ini mengisyaratkan penyusutan relatif sebab ASML mengharapkan penjualannya tumbuh 25 persen. Konsumen besar ASML seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing CO dan Intel Corp terlibat dalam ekspansi kapasitas perusahaan itu.

ASML tidak pernah menjual teknologi tercanggihnya, mesin "EUV" ke konsumen di Cina. Penjualan DUV ke Cina juga dilakukan dengan pabrik yang tidak terlalu canggih. Konsumennya terbesar di Korea Selatan, Samsung and SK Hynix memiliki kapasitas pabrik yang besar di Cina.  

Pengumuman Belanda masih menyisakan pertanyaan, salah satunya apakah ASML masih bisa melayani konsumen Cina yang telah membeli DUV sejak tahun 2014. Nilai penjualan ke Cina mencapai lebih dari 8 miliar euro.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement