Senin 03 Jul 2023 10:08 WIB

Manufaktur China Lesu Seiring Lemahnya Permintaan

Data ekonomi menunjukkan pemulihan China belum menemukan pijakan stabil.

Red: Fuji Pratiwi
 Pekerja di pabrik sepatu seluncur es di sebuah pabrik manufaktur di taman industri peralatan olahraga es dan salju di Zhangjiakou di provinsi Hebei, China barat laut, Kamis, 15 Juli 2021.
Foto: AP/Andy Wong
Pekerja di pabrik sepatu seluncur es di sebuah pabrik manufaktur di taman industri peralatan olahraga es dan salju di Zhangjiakou di provinsi Hebei, China barat laut, Kamis, 15 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Hasil survei sektor swasta pada Senin (3/7/2023) menunjukkan, pertumbuhan aktivitas manufaktur China melambat pada Juni. Kondisi itu akibat memudarnya sentimen dan meredanya rekrutmen karena perusahaan semakin khawatir tentang kondisi pasar yang lesu.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Global Caixin/S&P turun menjadi 50,5 pada Juni dari 50,9 pada Mei yang menunjukkan ekspansi marjinal dalam aktivitas manufaktur. Angka indeks 50 poin jadi pembatas pertumbuhan dengan kontraksi.

Baca Juga

Angka tersebut, dikombinasikan dengan survei resmi Jumat lalu yang menunjukkan berlanjutnya penurunan aktivitas manufaktur, menambah bukti bahwa ekonomi nomor dua dunia itu kehilangan momentum pada kuartal kedua karena permintaan melemah.

PMI manufaktur Caixin mensurvei sekitar 650 produsen swasta dan milik negara. Menurut ekonom, survei tersebut lebih berfokus pada perusahaan berorientasi ekspor di wilayah pesisir, sementara PMI resmi mensurvei 3.200 perusahaan di seluruh China.