Senin 03 Jul 2023 11:33 WIB

Perusuh Serang Kediaman Walikota di Pinggiran Paris

Kerusuhan dipicu pembunuhan remaja keturunan Afrika Utara oleh polisi Prancis.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Polisi Prancis melakukan penembakan fatal terhadap seorang remaja keturunan Afrika Utara yang diidentifikasi sebagai Nahel M
Foto: AP
Polisi Prancis melakukan penembakan fatal terhadap seorang remaja keturunan Afrika Utara yang diidentifikasi sebagai Nahel M

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Para perusuh menyerbu kediaman Wali Kota L'Hay-les-Roses, Vincent Jeanbrun, di pinggiran Kota Paris. Mereka membakar mobil dan meluncurkan kembang api ke arah istri dan anak-anak Jeanbrun saat melarikan diri menghindari massa.

Jeanbrun berada di balai kota ketika rumahnya diserang. Sementara istrinya Melanie dan anak-anaknya sedang tertidur saat terjadi serangan. Saat istri dan anak Jeanbrun, yang berusia 5 dan 7 tahun, melarikan diri melalui halaman belakang, mereka menjadi sasaran kembang api.

Baca Juga

Jeanbrun mengatakan kepada Perdana Menteri Prancis, Elisabeth Borne bahwa istrinya telah menjalani operasi patah kaki dan sedang melakukan rehabilitasi selama tiga bulan. 

"Saat berusaha melindungi mereka dan melarikan diri dari penyerang, istri saya dan salah satu anak saya terluka," kata Jeanbrun.

Jaksa setempat mengatakan kepada wartawan bahwa penyelidikan percobaan pembunuhan telah dibuka. Sejauh ini tidak ada tersangka yang ditangkap. Balai kota telah menjadi sasaran serangan selama beberapa malam dan telah dilindungi dengan kawat berduri serta barikade. Dalam perjalanan sekitar beberapa jam setelah kejadian, Jeanbrun bertemu dengan simpatisan lokal dan melewati pasar tertutup kota yang telah rusak selama kerusuhan.

"Tetap kuat, Pak Walikota. Kami bersama Anda," kata seorang pria kepada walikota yang tampak emosional.

"Saya tidak berpikir kita akan pernah mengalami hal seperti ini," kata Jeanbrun kepada seorang warga lainnya yang berharap istri walikota baik-baik saja.

Polisi melakukan penembakan fatal terhadap seorang remaja keturunan Afrika Utara yang diidentifikasi sebagai Nahel M, di Kota Nanterre, pinggiran barat Paris, pada Selasa (27/6/2023) lalu. Insiden ini telah memicu kerusuhan yang meluas di seluruh Prancis.

Para perusuh telah membakar mobil dan angkutan umum. Mereka juga menargetkan balai kota, kantor polisi, dan sekolah, termasuk bangunan yang mewakili negara Prancis. Peristiwa tersebut telah menjerumuskan Presiden Emmanuel Macron ke dalam krisis kepemimpinan yang paling parah sejak protes Rompi Kuning pada 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement