Senin 03 Jul 2023 18:34 WIB

Pakar Nilai Kebijakan Pembatasan Twitter Justru Berdampak Buruk, Seperti Apa?

Elon Musk membatasi jumlah cuitan yang bisa dilihat per hari oleh pengguna Twitter.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Bos Twitter Elon Musk mengumumkan kebijakan baru Twitter, yaitu pembatasan jumlah cuitan yang dilihat per hari.
Foto: AP
Bos Twitter Elon Musk mengumumkan kebijakan baru Twitter, yaitu pembatasan jumlah cuitan yang dilihat per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Belum lama ini bos Twitter Elon Musk mengumumkan kebijakan baru Twitter, yaitu pembatasan jumlah cuitan yang dilihat per hari. Kebijakan ini menurut pakar dapat membuat CEO baru perusahaan, Linda Yaccarino, kesulitan dalam menggaet pengiklan.

Direktur riset Forrester, Mike Proulx, mengatakan, langkah tersebut menciptakan hambatan bagi Yaccarino. Sejauh ini, dia telah berusaha memperbaiki hubungan dengan pengiklan yang menarik diri dari Twitter setelah Musk membelinya tahun lalu.

Baca Juga

“Pengiklan sudah terguncang dari kekacauan yang dibuat Musk ke platform. Upaya Linda untuk meningkatkan kepercayaan pada pengiklan semakin besar,” kata Proulx, dilansir Reuters, Senin (3/7/2023).

Pendiri konsultan periklanan AJL Advisory dan mantan bos pemasaran di Bank of America Lou Paskalis mengatakan Yaccarino adalah harapan terbaik terakhir bagi Musk untuk menyelamatkan pendapatan iklan dan nilai perusahaan. “Langkah ini memberi tanda ke pasar bahwa dia tidak mampu memberdayakannya untuk menyelamatkannya dari dirinya sendiri," ujarnya.