Senin 03 Jul 2023 14:53 WIB

Iran Setop Kirim Duta Besar ke Swedia

Menlu Iran menyalahkan pemerintah Swedia karena memberi izin membakar Alquran.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Aksi pembakaran Alquran kembali terjadi di Swedia. Iran Setop Kirim Duta Besar ke Swedia
Foto: Reuters
Aksi pembakaran Alquran kembali terjadi di Swedia. Iran Setop Kirim Duta Besar ke Swedia

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran menolak mengirim duta besar baru ke Swedia setelah pengunjuk rasa membakar Alquran di luar masjid di ibu kota, Stockholm. Aksi itu dilakukan seorang pengungsi kelahiran Irak yang membakar kitab suci umat Islam di luar masjid pada hari pertama Idul Adha.

Polisi Swedia menuduhnya melakukan agitasi terhadap kelompok etnis atau nasional minggu lalu. Menteri luar negeri Iran Hossein Amir Abdollahian menyalahkan pemerintah Swedia karena memberinya izin protes.

Baca Juga

Rencana untuk membakar salinan Alquran telah memicu kerusuhan di Swedia dalam beberapa bulan terakhir. Polisi telah menolak permohonan protes serupa baru-baru ini, tetapi pengadilan kemudian memutuskan permohonan tersebut harus diizinkan atas dasar kebebasan berekspresi.

Kitab suci Alquran merupakan firman Allah SWT sehingga melihat kerusakan yang disengaja atau menunjukkan rasa tidak hormat terhadapnya dianggap sebagai tindakan sangat ofensif. Amir Abdollahian mengatakan meskipun menunjuk duta besar baru, Teheran tidak akan mengirim mereka.

"Proses pengiriman mereka tertunda karena pemerintah Swedia mengeluarkan izin untuk menodai Alquran," katanya dalam sebuah pernyataan di Twitter, dilansir dari BBC pada Senin (3/7/2023).

Kementerian luar negeri Irak juga meminta mitranya dari Swedia untuk mengekstradisi pria yang membakar Alquran. Mereka berpendapat karena dia masih memegang kewarganegaraan Irak, dia harus diadili di Baghdad.

Setelah kejadian itu, ribuan pengunjuk rasa Irak menggerebek kedutaan Swedia di Irak atas hasutan ulama populis Syiah Moqtaha al-Sadr. Mereka pergi setelah lima belas menit ketika pasukan keamanan dikerahkan.

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengecam penggerebekan di kedutaan, tetapi juga mengatakan sudah waktunya bagi Swedia untuk merefleksikan identitasnya.

“Tentu saja sangat tidak dapat diterima bagi orang-orang untuk secara tidak sah masuk ke kedutaan Swedia di negara lain. Saya pikir kita juga perlu bercermin di Swedia. Ini adalah situasi keamanan yang serius, tidak ada alasan untuk menghina orang lain,” katanya.

Menyusul pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam di Jeddah pada Ahad, organisasi yang berbasis di Saudi itu menyerukan negara-negara anggota untuk mengambil langkah-langkah terpadu dan kolektif untuk menghentikan negara-negara yang membakar salinan kitab suci Islam.

Sekretaris Jenderal Hissein Brahim Taha mengatakan pembakaran Alquran adalah bukan sekadar insiden Islamofobia biasa dan mendesak negara-negara di seluruh dunia untuk mematuhi hukum internasional yang jelas melarang advokasi kebencian agama.

Maroko, Kuwait, Yordania, dan Uni Emirat Arab di antara negara-negara lain yang telah menarik duta besar mereka ke Stockholm setelah insiden tersebut. Itu juga telah memicu kemarahan di negara-negara mayoritas Muslim lainnya termasuk Turki, anggota NATO yang memiliki hak suara apakah Swedia juga mendapatkan keanggotaan.

Pada Rabu, Menteri Luar Negeri negara itu men-tweet bahwa tidak dapat diterima untuk mengizinkan protes anti-Islam atas nama kebebasan berekspresi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement