Senin 03 Jul 2023 15:04 WIB

Malaysia Persiapkan Diri Jadi Regional Hub Sebelum Umroh

Hub umroh menyatukan semua jamaah di kawasan Asia di masa depan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah haji melakukan tawaf ifadah mengelilingi ka’bah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (1/7/2023). Jutaan jamaah haji melakukan tawaf ifadah yang menjadi rukun haji usai melakukan wukuf di Arafah dan lempar jamrah di Jamarat.
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Jamaah haji melakukan tawaf ifadah mengelilingi ka’bah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (1/7/2023). Jutaan jamaah haji melakukan tawaf ifadah yang menjadi rukun haji usai melakukan wukuf di Arafah dan lempar jamrah di Jamarat.

REPUBLIKA.CO.ID, BINTULU -- Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya (MoTAC) Malaysia menyiapkan diri dalam tahap berikutnya di dunia umroh. Malaysia rencananya akan dikenalkan sebagai pusat umroh utama, tempat umat Islam dari kawasan Asia dapat berkumpul sebelum berangkat ke Makkah, Arab Saudi.

Menteri Pariwisata Malaysia Datuk Seri Tiong King Sing mengatakan akan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim. Dalam pertemuan ini mereka akan membahas rencana tersebut lebih lanjut.

Baca Juga

“Pertemuan yang akan datang diharapkan dapat memberikan hasil yang positif dan mewujudkan impian negara, untuk menjadi hub umroh yang menyatukan semua jamaah di kawasan Asia di masa depan,” ujar dia dalam sebuah pernyataan, dikutip di Malay Mail, Ahad (25/6/2023).

Dalam Islam, umroh berbeda dengan ibadah haji. Umroh dapat dilakukan kapan saja kecuali selama musim haji dan tidak bersifat wajib bagi setiap Muslim.

Sementara itu, ibadah haji merupakan kewajiban dan tertuang dalam lima rukun Islam. Haji dilakukan bergantung pada kemampuan dan situasi seseorang, yang mana dilakukan setidaknya sekali seumur hidup.

Tiong, yang merupakan MP Bintulu, juga mengatakan dia dan tim MoTAC akan mempromosikan program ini ke beberapa negara seperti China, Korea, Jepang, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Ia menyebut langkah ini dilakukan untuk menarik jamaah umroh asal negara tersebut agar bepergian ke Malaysia, serta memproses visa mereka di negara itu sebelum pergi ke Makkah untuk melaksanakan umroh.

“Wakil Menteri Khairul Firdaus Akbar Khan akan bertanggung jawab untuk menangani masalah ini. Metode pelaksanaan dan informasi detail mengenai program ini akan diumumkan kemudian," lanjut dia.

Tidak hanya itu, ia menyebut tujuan dari program tersebut tidak hanya untuk memberi manfaat bagi pertumbuhan ekonomi negara. Di sisi lain, hal ini juga akan mempromosikan Malaysia sebagai negara Islam yang maju dan berdaya saing sejalan dengan konsep Malaysia Madani.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement