REPUBLIKA.CO.ID, PRAYA -- Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menyatakan, luas lahan tanaman tembakau di daerah setempat pada musim kemarau 2023 ini mencapai 9.500 hektare.
"Rata-rata petani tembakau kita telah tanam, tapi ada beberapa desa yang belum," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Zaenal Arifin di Praya, Senin (3/7/2023).
Ia mengatakan, ribuan hekatre lahan tanaman tembakau itu tersebar di tujuh kecamatan yakni Kecamatan Kopang, Janapria, Praya Timur, Pujut, Praya Barat, Praya Tengah dan Praya. Sedangkan usia tanaman tembakau para petani itu antara satu bulan hingga dua bulan, bahkan ada yang baru tanam dan ada yang sudah panen untuk daun bawah.
"Sudah ada panen, tapi tidak terlalu banyak," kata Zaenal.
Ia mengatakan, meskipun pada musim kemarau ini terjadi hujan, kondisi tanaman tembakau petani di Lombok Tengah tetap aman atau tidak ada yang rusak. Hal itu dampak kondisi cuaca yang panas dan tanaman tembakau saat ini butuh air, sehingga hujan ini tidak terlalu berbahaya.
"Kecuali hujan lebat dan banjir, baru bisa merusak tanaman tembakau petani," kata dia.
Zaenal mengatakan, tanaman tembakau saat ini tidak lagi diperbolehkan menggunakan pupuk bersubsidi dari pemerintah mulai Juli pada 2022. Selain itu pupuk Za juga tak lagi disubsidi pemerintah.
Berdasarkan dalam aturan terbaru yang keluarkan pemerintah, hanya sembilan komoditas pertanian yang mendapat subsidi pupuk. Yakni padi, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai, kopi, kedelai, kakau dan tebu.
"Petani tembakau saat ini harus menggunakan pupuk nonsubsidi," kata dia.
Oleh karena itu, ketersediaan pupuk untuk tanaman tembakau di Lombok Tengah dipastikan aman atau tidak ada kelangkaan. "Stok pupuk masih aman," katanya.