REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menjadi tuan rumah Network of International Business and Economics Schools (NIBES) Annual Meeting 2023. Pertemuan tersebut digelar 3-5 Juli 2023. Kegiatan tersebut dihadiri secara langsung oleh 16 delegasi dari 11 negara serta 8 delegasi dari 6 negara yang hadir secara daring.
"Ini adalah pertemuan yang pertama setelah pandemi karena pas pandemi dua tahun terhenti," kata Dekan FEB UGM Didi Achjari, di FEB UGM, Yogyakarta, Senin (3/7/2023).
Didi mengatakan NIBES 2023 akan diisi sejumlah kegiatan, hari pertama agenda dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama Ignatius Susatyo Wijoyo. Kemudian, dilanjutkan dengan pemaparan riset dosen FEB UGM terkait SDGs untuk konteks Indonesia oleh tiga dosen FEB UGM.
Hari kedua masing-masing delegasi akan memaparkan perkembangan di universitas mereka serta memperkenalkan anggota baru NIBES. Kemudian dilanjutkan dengan jamuan makan malam yang akan diiringi dengan pertunjukan seni sendratari Ramayana di Candi Prambanan. Hari terakhir hari delegasi akan berkunjung ke Candi Borobudur dan Museum Ullen Sentalu.
"Sehingga conference ini tidak hanya sekadar acara akademik tapi juga acara budaya yang melibatkan 21 universitas berkelas dunia dari 21 negara," ucapnya.
Didi mengatakan yang didiskusikan dalam kegiatan tersebut antara lain rencana NIBES dan evaluasinya, serta kinerja dosen terkait tema SDGs. Sehingga diharapkan menjadi inspirasi bagi negara lain.
Sementara itu, Sekretaris NIBES Thomas Cleff menjelaskan tantangan terberat dalam pendidikan ekonomi dan bisnis sangat terasa utamanya pasca pandemi Covid-19. Menurutnya tidak mudah bagi mahasiswa dari luar negeri untuk mau datang dan belajar di Indonesia.
"Tantangannya adalah bagaimana dosen dan mahasiswa bisa kesini (Indonesia), nah itu dipicu oleh pendanaan karena dari Eropa banyak mahasiswa yang tidak mampu menjangkau itu sehingga harus ada intervensi, kolaborasi," ungkapnya.