JAKARTA -- Rencana putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, untuk ikut serta dalam kontestasi politik di Kota Depok dinilai bagian dari ciri-ciri politik dinasti. Pengamat politik dari KedaiKopi Hendri Satrio mengistilahkan fenomena Kaesang sebagai teori mumpungisme. "Mumpung ayahanda masih berkuasa, kalau 2024 ayahanda belum pasti berkuasa memang dimanfaatkan betul,"ujar Hendri dalam podcast bersama Bambang Widjojanto di akun Youtube Bambang Widjojanto.
Hendri Satrio pun menjelaskan, Kaesang saat ini ikut tren saja. Dia menganggap Kaesang ingin menjadi sosok yang dibicarakan orang. "Arus politik itu pun dibicarakan orang itu kan Aldi Taher ya. Strateginya cerdas lho. Misalnya lagu Aldi Taher bisa masuk Instagram FIFA kan gede. Dia diundang banyak sekali untuk session tv meminta dia menjadi narasumber,"jelas dia.
Terkait politik dinasti, Hendri menjelaskan, di beberapa jurnal sebenarnya ada keuntungan bagi daerah yang menjalankan politik dinasti. Di Solo dan Medan misalnya, banyak menteri datang dan ikut membangun dua kota tersebut. Di Banten, Hendri Satrio menjelaskan, politik dinasti membuat program pemberdayaan perempuan lebih kuat.
Meski demikian, Bambang Widjojanto yang merupakan mantan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjelaskan, hal tersebut tidak boleh dibiarkan lebih jauh karena politik dinasti membuat anak presiden seolah-olah bisa maju dalam kontestasi manapun.
Hendri Satrio lantas menimpali jika sebenarnya 58 persen rakyat Indonesia tidak setuju dinasti politik. "Di atas 58 persen rakyat Indonesia tidak setuju dinasti politik,"jelas dia