REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengingatkan petani akan potensi kekurangan pasokan air saat musim kemarau 2023. Mengantisipasi kerugian, petani disarankan tidak menanam padi saat musim kemarau ini.
“Kami melakukan pendampingan kepada mereka (petani) yang sekarang awal tanam, kita sarankan tidak menanam tanaman yang membutuhkan air banyak, seperti padi,” kata Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut Beni Yoga di Garut, Senin (3/7/2023).
Menurut Beni, ada lahan pertanian di sejumlah daerah wilayah Kabupaten Garut yang rawan kekurangan pasokan air saat musim kemarau. Pasalnya, sumber air yang ada, seperti sungai, lokasinya terbilang jauh dari area pertanian.
Karena itu, Beni menyarankan petani tidak menanam padi pada musim kemarau tahun ini, yang diperkirakan berlangsung lebih lama. Hal itu untuk menghindari kerugian, seperti terjadi puso atau gagal panen. “Sebaiknya menanam tanaman yang umurnya pendek dan tidak membutuhkan banyak air,” ujar dia.
Beni mengatakan, saat ini sudah memasuki musim kemarau, tapi di beberapa daerah masih turun hujan dengan intensitas rendah. Namun, ada juga daerah yang sudah kekurangan pasokan air karena tidak turun hujan. “Ada daerah yang sudah satu bulan lebih kering karena sudah tidak ada hujan,” kata dia.
Menurut Beni, ada sekitar 57 hektare lahan pertanian di Garut yang rawan mengalami kekeringan saat musim kemarau. Mengantisipasi hal itu, kata dia, dinasnya menyiagakan petugas pertanian untuk menggunakan pompa atau memanfaatkan sumur bor. “Untuk beberapa titik ada sumur bor,” katanya.