REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Organisasi Kerja sama Islam (OKI) mengutuk operasi militer Israel di kota Palestina, Jenin. Respons ini disampaikan menyusul aksi yang dilakukan di wilayah Tepi Barat yang diduduki tersebut, Senin (3/7/2023).
Sembilan warga Palestina dilaporkan tewas akibat tembakan tentara Israel, yang mana delapan di antaranya berada di Jenin. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 50 warga Palestina mengalami luka.
"Kejahatan keji ini merupakan perpanjangan aksi dari kejahatan dan terorisme negara terorganisir, yang dilakukan oleh pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina," kata OKI dalam sebuah pernyataan dikutip di Anadolu Agency, Selasa (4/7/2023).
Kelompok yang berbasis di Jeddah itu menganggap Israel bertanggung jawab atas dampak dari kejahatan keji ini. Aksi yang dilakukan oleh militer itu dinilai membutuhkan penyelidikan dan pertanggungjawaban.
"Dewan Keamanan PBB diminta bertanggung jawab, menegakkan resolusi yang relevan, mengakhiri terorisme Israel yang terus-menerus ini, dan memberikan perlindungan bagi rakyat Palestina," lanjut mereka.
Menurut sumber militer Israel, lebih dari 1.000 tentara terlibat dalam operasi Jenin. Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan operasi itu difokuskan pada kamp pengungsi Jenin. Langkah ini merupakan bagian dari serangkaian tindakan yang telah mereka lakukan dan akan terus dilakukan.
Ketegangan telah memuncak di Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa bulan terakhir, di tengah serangan berulang Israel ke kota-kota Palestina.
Menurut Kementerian Kesehatan, setidaknya hampir 190 warga Palestina dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal tahun ini. Selain itu, 25 orang Israel juga tewas dalam serangan terpisah selama periode yang sama.