Selasa 04 Jul 2023 08:03 WIB

Taj Yasin Ingin Program Bisyaroh Penghafal Quran dan Guru Agama Berlanjut

Hingga Juli 2023, bisyaroh sudah diterima oleh 713 orang.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen (tengah)
Foto: dok. istimewa
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, berharap program bisyaroh bagi penghafal Quran dan insentif bagi para guru agama di Jateng bisa dilanjutkan di 2024.

Sehingga jumlah dan cakupan penerima manfaat kedua program ini akan terus bertambah di Jawa Tengah, meski era kepemimpinan daerah telah berganti.

Menurut wagub, program penyaluran bisyaroh bagi para  penghafal Alquran 30 juz dan insentif bagi pendidik keagamaan telah disalurkan Pemprov Jateng sejak ia mendampingi Gubernur Ganjar Pranowo lima tahun silam.

"Khusus untuk program insentif bagi pengajar keagaman, bukan hanya diberikan untuk pengajar agama Islam saja, melainkan juga bagi pengajar agama lainnya," ungkap Taj Yasin, di Semarang.

Sejak digulirkan tahun 2019, jelasnya, bisyaroh senilai Rp 1 juta per penerima manfaat ini telah disalurkan kepada 2.020 orang santri. Mereka merupakan santri penghafal Alquran 30 juz dari berbagai pondok pesantren di Jateng.

Tercatat, pada 2019 jumlah peserta penerima bisyaroh sebanyak 105 orang. Di tahun berikutnya jumlah peserta sebanyak 81 orang. Pada 2021 bisyaroh diterima oleh 358 orang.

Peningkatan signifikan terjadi pada 2022 dengan jumlah penyaluran bisyaroh kepada 763 orang. Sedangkan hingga Juli 2023 bisyaroh diterima oleh 713 orang.

Taj Yasin berharap program ini dapat diteruskan di tahun-tahun mendatang. "Kami harap program bisyaroh ini bisa diteruskan. Kalau perlu bisa ditingkatkan lagi agar yang menerima manfaat bisa lebih banyak," katanya.

Selain program bisyaroh bagi penghafal Alquran, Pemprov Jateng juga memberikan insentif bagi pengajar keagamaan.

Total dana hibah yang diberikan Pemprov Jateng di 2023 mencapai Rp 277 miliar. Nominal tersebut diserahkan kepada 230.830 guru agama dan masing-masing menerima Rp 1,2 juta per tahun.

Untuk penyaluran pada 2023 ada kenaikan jumlah  penerima manfaatnya, walaupun memang belum signifikan dan program  ini akan diperjuangkan lagi di 2024 nanti.

"Pada sisa dua bulan kepemimpinan ini, saya dan Pak Ganjar juga masih memperjuangkan untuk di 2024 tidak hilang, atau kedua program ini tetap ada," jelas Taj Yasin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement