REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu penyebab harga ayam potong mengalami kenaikan yang cukup signifikan karena tidak tersedianya jagung untuk bahan baku pakan ternak. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Muchlis Wahyudi menjelaskan, setiap bulannya peternak membutuhkan jagung sebanyak 450 ribu ton. Jagung merupakan komponen utama dari pakan ternak.
"Jagung itu 55-60 persen dari bahan baku pakan. Sedangkan kami membutuhkan 450 ribu ton jagung setiap bulannya. Saat ini stok jagung kekurangan," ujar Muchlis kepada Republika, Selasa (4/7/2023).
Minimnya stok jagung ini menyebabkan harga jagung untuk pakan ternak melonjak tinggi. Saat ini peternak mendapatkan jagung di harga di atas Rp 6.500 per kilogram. Hal ini membuat harga pakan melonjak menjadi Rp 9.500 per kilogram yang biasanya di angka Rp 7.500 per kilogram.
"Kenaikan harga pakan ini menjadi penyebab harga DOC (day old chick) juga jadi naik. Plus minus saat ini DOC menyentuh delapan ribu rupiah," kata Muchlis.
Harga DOC yang mahal juga mempengaruhi ongkos produksi. Saat ini HPP dari ayam akhirnya menyentuh angka Rp 22.500 per kilogram. Jika satu ekor ayam dengan berat 1,6 kilogram maka dibanderol di level Rp 38 ribu di masyarakat.
"Kami ini tidak dapat apa apa. Paling minimal kami hanya bertahan saja. Sebenarnya ini sudah tahunan," ujar Muchlis.