Selasa 04 Jul 2023 12:06 WIB

Menkes: Pencegahan Stunting Harus Dilakukan Lintas Sektor

Menkes ingatkan pekerjaan belum selesai meski angka stunting nasional turun

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin usai rapat pengambilan keputusan tingkat I terhadap RUU tentang Kesehatan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (19/6/2023).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin usai rapat pengambilan keputusan tingkat I terhadap RUU tentang Kesehatan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (19/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan untuk melakukan pencegahan dan pengendalian stunting, pihaknya tidak bisa bekerja sendirian. Diperlukan upaya yang kuat secara bersama-sama dengan lintas sektor untuk mencapai target pemerintah sesuai arahan Presiden Joko Widodo, yakni penurunan hingga 14 persen tahun 2024. 

“Kemenkes tentunya tidak dapat bekerja sendiri. Perlu upaya yang kuat dan kolaborasi dengan lintas sektor dan mitra untuk bersama melakukan upaya pencegahan,” ujar Budi dalam siaran pers, Selasa (4/7/2023).

Komitmen pemerintah yang tinggi, intervensi yang tepat sasaran, pemahaman dan perilaku hidup sehat masyarakat yang baik, serta inovasi-inovasi untuk mempercepat penurunan stunting, menjadi penting untuk dilaksanakan. Sebab, pekerjaan belum selesai meskipun angka prevalensi stunting nasional turun dari 24,4 persen di 2021 menjadi 21,6 persen di 2022 berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022.

Dengan dukungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Tanoto Foundation meluncurkan buku Stunting-pedia: Apa yang Perlu Diketahui Tentang Stunting. Buku itu diluncurkan di Palembang, Sumatra Selatan, kemarin. 

“Buku ini penting untuk dibaca oleh berbagai kalangan yang siap mengambil langkah turut serta dalam menyelesaikan masalah stunting di lndonesia. Saya menyambut baik hadirnya buku ini sebagai salah satu referensi pengendalian stunting untuk mewujudkan masa depan lndonesia sehat yang bebas stunting,” kata dia.

Harapan agar buku itu dapat disosialisasikan secara luas juga disampaikan oleh Mendagri Tito Karnavian. Menurut dia, itu perlu dilakukan agar informasi mengenai stunting dapat menyebar ke seluruh lapisan masyarakat dan mengajak semua pihak untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam menangani masalah stunting, untuk menciptakan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas.

Sementara itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam kata pengantar mengharapkan buku tersebut dapat menginspirasi pembaca dengan berbagai macam latar belakang dalam usaha percepatan penurunan stunting, serta mengingat setiap daerah memilki keberagaman dalam pelaksanaan di lapangan.

“BKKBN mengucapkan terima kasih kepada Tanoto Foundation yang secara konsisten mendukung pemerintah dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia, yang kali ini diwujudkan melalui terbitnya buku Stunting-pedia,” kata dia menjelaskan.

Country Head of Tanoto Foundation Inge Sanitasia Kusuma menuturkan, buku Stunting-pedia merupakan bentuk komitmen yang pihaknya miliki pada upaya mendukung pemerintah untuk mewujudkan Indonesia bebas dari stunting. Dalam pendampingan yang kami lakukan kepada pemerintah daerah, pihaknya menyadari informasi mengenai stunting tersebar secara luas dan masif perlu untuk dilakukan.

“Sehingga pemahaman yang akurat tentang stunting dan cara pencegahannya berdasarkan daur kehidupan sulit didapatkan. Untuk itu, Tanoto Foundation menerbitkan Stunting-pedia sebagai referensi komprehensif bagi pemerintah daerah, pelaksana program di lapangan, dan masyarakat dengan harapan dapat memberikan manfaat dalam penyusunan strategi dan implementasi praktis program percepatan penurunan stunting di Indonesia,” ujar Inge. 

Buku itu terbagi ke dalam dua jilid, yakni jilid 1 yang menjelaskan konsep dasar stunting: bagaimana terjadinya stunting, hingga pencegahannya di setiap tahapan daur kehidupan: remaja, calon pengantin, keluarga dengan ibu hamil, keluarga dengan ibu menyusui, baduta, balita.

Kemudian, Stunting-pedia jilid 2 menjelaskan perihal strategi perubahan perilaku, peran pemerintah, berbagai inovasi dari Indonesia dan negara lain dalam percepatan penurunan stunting, serta pencapaian saat ini dan langkah percepatan penurunan stunting selanjutnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement