REPUBLIKA.CO.ID, PHILADELPHIA -- Seorang pria bersenjata yang mengenakan rompi antipeluru melepaskan tembakan di jalan-jalan Philadelphia pada Senin (3/7/2023) malam. Serangan ini menewaskan empat orang dan melukai dua anak laki-laki. Pelaku diduga menembak secara acak.
Penembakan terjadi di beberapa blok di lingkungan barat daya Kingsessing. Petugas yang menanggapi laporan penembakan itu mengejar tersangka saat dia terus menembak. Pelaku ditangkap di sebuah gang setelah menyerah.
"Pada titik ini yang kami tahu adalah bahwa orang ini memutuskan untuk meninggalkan rumah mereka dan mengincar individu," kata Komisaris Polisi Danielle Outlaw pada konferensi pers.
Outlaw mengatakan, pelaku memiliki rompi antipeluru, sebuah senapan tipe AR, beberapa magasin, pistol, dan pemindai polisi. Petugas diturunkan sekitar pukul 20.30 malam dan beberapa panggilan tembakan datang dari Kingsessing. Polisi menemukan beberapa korban yang terkena tembakan.
Penembak diidentifikasi sebagai pria berusia 40 tahun. Polisi juga menangkap satu orang lainnya yang terlibat baku tembak dengan pelaku. Outlaw mengatakan, sejauh ini belum diketahui apakah keduanya memiliki hubungan.
Outlaw menggambarkan lokasi kejadian yany meliputi area seluas dua kali empat blok. Dia mengatakan, puluhan selongsong peluru ditemukan di lokasi kejadian.
“Anda bisa melihat ada beberapa adegan di sini. Kami menyelidiki area tersebut untuk mendapatkan sebanyak mungkin bukti untuk mengidentifikasi saksi, untuk mengidentifikasi di mana kamera berada dan melakukan segalanya untuk mencari tahu motif pelaku," kata Outlaw.
Tiga korban tewas berusia antara 20 hingga 59 tahun, sedangkan korban keempat, yang belum teridentifikasi, diperkirakan berusia antara 16 hingga 21 tahun. Semua korban tewas adalah laki-laki.
Dua korban yang dirawat di rumah sakit adalah anak laki-laki berusia usia 2 dan 13 tahun. Mereka dalam kondisi stabil.
Penembakan itu terjadi sehari setelah baku tembak meletus pada pesta liburan akhir pekan di Baltimore. Penembakan ini menewaskan dua orang dan melukai 28 lainnya. Mereka yang terluka dalam penembakan itu berusia antara 13 hingga 32 tahun dan lebih dari setengahnya adalah anak di bawah umur.
Menurut database yang dikelola oleh The Associated Press dan USA Today dalam kemitraan dengan Northeastern University, kekerasan di Philadelphia menandai pembunuhan massal ke-29 di negara itu pada 2023.
Hingga saat ini, negara bagian tersebut telah menyaksikan jumlah tertinggi dalam catatan pembunuhan massal dan kematian. Ada lebih dari 550 pembunuhan massal sejak 2006 dengan sedikitnya 2.900 orang tewas dan 2.000 orang terluka.