Selasa 04 Jul 2023 14:38 WIB

4 Ciri Haji Mabrur

Haji mabrur merupakan dambaan setiap Muslim

Rep: Rossi Handayani/ Red: Erdy Nasrul
Jamaah haji melakukan tawaf ifadah mengelilingi ka’bah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (1/7/2023). Jutaan jamaah haji melakukan tawaf ifadah yang menjadi rukun haji usai melakukan wukuf di Arafah dan lempar jamrah di Jamarat.
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Jamaah haji melakukan tawaf ifadah mengelilingi ka’bah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (1/7/2023). Jutaan jamaah haji melakukan tawaf ifadah yang menjadi rukun haji usai melakukan wukuf di Arafah dan lempar jamrah di Jamarat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap muslim yang berhaji, menginginkan agar menjadi haji mabrur. Apa saja di antara sifat haji mabrur?

Dikuti dari Masalah-masalah yang Sering Ditanyakan Seputar Haji oleh Abdullah bin Shalih al-Fauzan, Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu \'Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam bersabda :

Baca Juga

“Umrah ke umrah (berikutnya) sebagai pelebur (dosa) yang terjadi di antara keduanya, dan bagi haji yang mabrur tidak ada balasan kecuali surga.” Diriwayatkan oleh Bukhari (1683) dan Muslim (1349).

Sedang haji mabrur terhimpun empat sifat di dalamnya :

Pertama, biaya hajinya berasal dari harta yang halal. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :

“Sesungguhnya Allah Ta\'ala baik, tidak menerima kecuali yang baik.” HR. Muslim (1015)

Kedua, jauh dari perbuatan maksiat, dosa, bid\'ah dan hal-hal yang berseberangan dengan syariat. Karena jika terkontaminasi ke dalam amal shalhh apapun maka terkadang dapat menyebabkan tidak diterima amal tersebut, sedangkan untuk haji lebih-lebih lagi.

Ketiga, bersungguh-sungguh dalam menjaga kewajiban-kewajiban haji beserta sunnah-sunnahnya, dengan mengkuti nabi dalam mengejawantahkannya. Sambil mengagungkan syiar-syi\'ar Allah Ta\'ala.

Keempat, berakhlak baik, lembut terhadap orang di sekitarnya, bersikap tawadhu\' (rendah hati) saat di kendaraan, rumah dan berinteraksi dengan orang lain, di setiap keadaan. Sebagaimana keadaan Nabi Shallallahu “Alaihi wa Sallam saat berhaji.

Yang lebih baik lagi seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abdil Barr sebagaimana yang tercantum dalam at-Tamhid, “Adapun haji mabrur adalah haji yang tidak terdapat unsur riya\' (pamer diri) dan sum\'ah (siar diri), dan tidak ada perkataan yang seronok serta tidak berbuat maksiat, dan dengan harta yang halal ...”

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement